Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Sistim pneumatik dan hidrolik
1. Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1
Pengantar
Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti
udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai
sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era 1950-an, sistim-sistim pneumatik
telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini,
sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam
bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di
bidang sensor, prosesor dan actuator.
Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai
media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder
pneumatik merupakan jenis actuator yang umum digunakan sebagai actuator
gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki harga yang
murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai
ukuran langkah kerja.
2. Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga Pneumatik
Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang digunakan untuk
mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah
kompresor, yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya.
Udara bertekanan tinggi ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung.
Udara bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum disimpan
pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan menggunakan motor
listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik penggerak kompresor
dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan udara pada
3. tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan
memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor.
Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah
ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke
kompresor. Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung
dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara
bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai
mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui
saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas, sehingga
beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran
masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa
turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke
atmosfir setelah digunakan didalam silinder pneumatik.
4. Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan Benda
Kerja
Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana
sebuah silinder pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda
kerja dari tempat penyimpanan benda kerja.
Sistim Pengumpan Benda Kerja
5. Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport benda kerja
Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim
pneumatik digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja
berupa lembaran-lembaran. Benda kerja yang berupa lembaran diambil dari
tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan
pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor
belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi
untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi
untuk menggerakan alat transport naik - turun. Alat pengangkat
elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak naik – turun.
Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan
pengangkat (10)
Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang
Digunakan:
• Sistim pneumatik tekanan rendah:
0 - 150 kPa (0 - 1.5 bar or 0 -21.78 psi)
6. • Sistim pneumatik tekanan normal:
150 - 1000 kPa (1.5 - 16 bar or 21.75 -232 psi)
• Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kPa (16 bar or 232 psi)
Karakteristik umum silinder pneumatik:
• Diameter: 6 - 320 mm
• Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm
• Tenaga: 2 – 50 kN
• Kecepatan torak: 0.02 – 1 m/s
Elemen Sistim Pneumatik
7. Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik
Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan
koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari
susunan koneksi terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang
tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber
tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal
udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut
kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan
elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan
gerakan).
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 2
Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1)
Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada
mana gambaran yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu
sistim pneumatik diperlihatkan, disertai dengan contoh gambar dan simbol-
simbol masing-masing.
9. Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik
Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan
Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk
menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
• Kompresor
• Tangki udara
10. • Pengatur tekanan udara
• Saluran distribusi udara bertekanan
Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan
Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara
bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1 – 2 % yang bertujuan untuk
menangkap air agar dapat mengalir keluar ke saluran pembuangan. Jika
terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan
11. maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat
kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan.
Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara bertekanan dapat merusak
suatu sistim pneumatik.
Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran
semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui
penyiapan udara bertekanan untuk menggerakan sistim dengan benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan udara
bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut:
• Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan
pemakaian.
• Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan
oleh sistim.
• Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk
menyimpan udara bertekanan.
• Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar bersih.
• Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi
untuk mencegah korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik.
• Gunakan minyak pelumas jika diperlukan.
• Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan
dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan
didalam sitim kelistrikan.
12. • Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta harus dipenuhi.
• Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik.
• Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis
yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk beroperasi pada
tekanan udara 8 – 10 bar maksimum. Dalam prakteknya, untuk alas an-alasan
ekonomi dan keselamatan, maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan
untuk digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 –6 bar atau 400 – 600
kPa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk menghasilkan
tekanan udara antara 4.5 – 6.5 bar untuk mengantisipasi kerugian-kerugian
pada saluran distribusi yang terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk
mengurangi efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan
sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi siklus on-off
dari kompresor.
Saringan Udara (Filter)
Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan
dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan
penumatik. Saringan juga berfungsi untuk memisahkan air yang berasal dari
kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil
penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung
pada bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus
sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk mencegahnya masuk ke
dalam komponen-komponen pneumatik melalui udara bertekanan yang
didistribusikan.
13. Pengatur Tekanan Udara
Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder
dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan
tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup pengatur yang terdapat pada
bagian atas dari pengatur tekanan.
Unit Pelumasan
Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas
dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas
digunakan untuk melumasi bagian dalam dari komponen pneumatik untuk
mengurangi gesekan dan mencegah korosi.
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 3
Diagram Sistim Pneumatik
Penentuan Label Komponen
Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu
komponen didalam diagram sistim pneumatik.
1. Penentuan label dengan menggunakan angka
2. Penentuan label dengan menggunakan huruf
Penggolongan Grup
Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi
Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya
silinder.
14. Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik
Penentuan Label Komponen
Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu
komponen didalam diagram sistim pneumatik.
1. Penentuan label dengan menggunakan angka
2. Penentuan label dengan menggunakan huruf
Penggolongan Grup
Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi
Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya
silinder.
Label dengan Menggunakan Nomor
15. 0Z1, 0Z2, dst Unit sumber tenaga udara bertekanan
1A, 2A, dst Komponen tenaga/daya
1V1, 1V2, dst Elemen kendali
1S1, 1S2, dst Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan secara mekanis atau secara
manual)
Label dengan Menggunakan Huruf
1A, 2A, dst Komponen tenaga/daya
1S1, 2S1, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan mundur silinder 1A, 2A
(ditempatkan di bagian awal jarak langkah silinder)
1S2, 2S2, dst Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan
di akhir jarak langkah silinder)
Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan didalam
suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8 menunjukan susunan
untuk elemen pemasok tenaga udara bertekanan dengan nomor 0.1.
Selanjutnya dua elemen input (tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4.
Komponen dengan label 1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai
sensor untuk mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik.
Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil
pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder
pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali
akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki
dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan
16. label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder pneumatik bergerak ke arah posisi sensor
dengan label 1.3.
Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 4
Katup Pneumatik
Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan
pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik
adalah untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk
keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup
dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam
rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal
17. yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan
konstruksinya.
Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal
jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan
menghasilkan sinyal yang berguna untuk memberikan informasi mengenai
posisi dari poros suatu silinder pneumatik.
Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui,
• Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe
2,3,4,5 port.
• Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja
• Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara,
atau dengan solenoid (listrik).
• Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas,
tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid).
• Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan
secara manual.
Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui
jumlah garis lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya
ditunjukkan pada Gambar 10.
18. Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik
Katup Pneumatik Saklar Tekan
Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering
disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut
katup 3/2 karena memiliki 3 port atau terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi
kiri dan kanan.
Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan
pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup
19. sebelum ditekan atau diaktifkan, sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan
posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan).
Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri)
akibat daya dorong oleh pegas.
21. Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port
no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan
sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir
dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup.
Keterangan:
1(P) = Masuk (Input)
2(A) = keluar (Output)
3(R) = Saluran Buang (exhaust)
Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2
22. Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 5
Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)
23. Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan
pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder
pneumatik).
24.
25. Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) – Direct Drive
Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik
Catatan:
• General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual
• Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol
• Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci
• Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki
• Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas
26. • Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas
• Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller
• Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller
bekerja – arah mundur tidak)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 6
Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
27.
28. Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
Penampang Melintang Silinder Pneumatik
Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang
(A) dan keadaan Memendek (B)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 7
Katup Pengendali Arah
29. Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara
bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka
yang dipisah oleh tanda garis miring (/). Contoh penamaan diberikan pada
keterangan dibawah ini,
Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port
(saluran udara) dan dua posisi kerja.
Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni
power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan
processing elements (Elemen Pemrosesan).
Simbol Katup-katup Pengendali Arah
30. Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah
Keterangan:
• Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – single piloted (NC), kembali ke
posisi awal dengan tekanan udara
• Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – doubble piloted (NC), kembali ke
posisi awal dengan udara bertekanan
31. • Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal
dengan tekanan pegas
• Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda – doubble
piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan
Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya
Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara
bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup
berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang
dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah
dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan maju-
mundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai pada port
12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak komando dengan
tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-mundur
dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni
sebesar 100 bar.
Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan
Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)
32. Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted
Keterangan:
• Gambar 20 (atas) – Katup diaktifkan melalui port 12
• Gambar 20 (bawah) – Katup diaktifkan melalui port 14
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8
Sensor Mekanis / Katup Roller
33. Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller
Keterangan:
• Gambar 20 (a) Katup normal roller
• Gambar 20 (b) Katup idle return roller
34.
35. Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted – spring return
untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)
Keterangan :
Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan.
Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak
langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai
elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang
diberikan dari penekanan katup push-button.
36.
37. Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)
Catatan:
• Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND
• Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR
Tabel Logika
Input X Input Y Output A (AND)
1 0 0
0 1 0
1 1 1
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 9
Rantai Kendali Sistim Pneumatik
38. Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik
Catatan:
• Power component (1A): komponen penggerak
• Control element (1V2): elemen kendali
• Processing element (1V1): elemen pemrosesan
• Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan
• Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan
39. Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim
Elektronik
Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 10
40. Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder
Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S)
Urut-urutan Gerakan Silinder
Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju
Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju
Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur
Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur
Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)
46. Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 12
Contoh Soal UAS:
Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized
kemudian menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid.
Hasilnya, silinder pneumatic melakukan gerakan maju. Pada saat silinder
mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya relay K1 energized. Pada
relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan
solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan
ke port 2 pada katup solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2
memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh soal yang mirip akan
diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen
akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label
47. yang benar pada komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara
lengkap dengan menggunakan standar label komponen yang telah dibuat.
Gambar 1. Sistim silinder tunggal
Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan
lampu menyala (Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan
dengan konfigurasi koneksi Normal Closed (NO)). Setelah relay K2 energize,
kontak K2 terhubung dan
solenoid Y3 energize. Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup
solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns. Hasilnya, silinder bergerak maju
hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi memanjang hingga
tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip
dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset
diberikan.
48. Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk
menggambarkan rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun
the elektro-pneumatik. Selanjutnya, diminta juga untuk memberikan label
yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan dengan lengkap urutan
operasi dari sistim.
Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder
si Sistem Pneumatik dan Hidrolik
Halo agan-agan semua, jumpa lagi kali ini dalam postingan AutoBorneo yang lebih ke arah
pendidikan ..
49. yap, tentu sudah banyak orang yang mengetahui tentang suatu sistem pneumatik maupun
hidrolik. Aplikasi kedua sistem tersebut bahkan sudah mulai merambah berbagai bidang tidak
hanya dunia teknik mesin. Sistem pneumatik dan hidrolik pun menjadi salah satu mata kuliah
wajib untuk mahasiswa teknik mesin. Namun untuk membeli sebuah paket sistem tersebut, ambil
contoh pneumatik, membutuhkan biaya yang sangat tinggi mengingat alat-alat yang mendukung
sistem ini kebanyakan adalah produk impor.
Berbagai metode yang diajarkan untuk memahami sistem ini tentu belum dirasa cukup bagi
peserta didik untuk mengetahui secara lebih rinci. Di sini, hadir sebuah solusi cerdas untuk
mengatasi solusi tersebut, yakni sebuah simulasi. Simulasi tersebut hadir dalam format software.
Ada berbagi macam sofware yang ditawarkan, namun sebagian besar mengharuskan kita untuk
membelinya. Salah satu software simulasi yang bisa digunakan dalam versi demo yakni dari Lab
Volt,
50. Softare ini cukup mumpuni untuk digunakan sebagai media pembelajaran pneumatik. Cukup
banyak variasi rangkaian yang dapat ‘dibuat’ menggunakan software ini.
Yuk, daripada berlama-lama, langsung saja kita ke Download Area. Untuk menginstal pada versi
trial, cukup ketikkan kata “DEMO” pada kolom serial number.