SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Epidemiologi
Rabies
M. Atoillah
 Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan
oleh virus, bersifat akut serta menyerang
susunan syaraf pusat hewan berdarah
panas dan manusia.
 Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit
tersebut dapat menular dari hewan ke
manusia
 Rabies sangat berbahaya. Rabies belum
ada obatnya. Apabila gejala klinis sudah
timbul, selalu diikuti dengan kematian, baik
pada hewan maupun manusia.
 Semua hewan berdarah panas dapat
menularkan rabies. Anjing, kucing dan
kera/monyet di Indonesia berpotensi
menularkan rabies kepada manusia. Lebih
dari 90% kasus rabies pada manusia
ditularkan oleh anjing. Oleh karena itu
anjing menjadi objek utama kegiatan
pemberantasan rabies.
 Virus rabies masuk ke dalam tubuh
manusia atau hewan melalui:
 Luka gigitan hewan penderita rabies
 Luka yang terkena air liur hewan atau manusia
penderita rabies
EPIDEMIOLOGI
 Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit
zoonosa yang terpenting di Indonesia karena
penyakit tersebut tersebar luas di 18 Propinsi,
dengan jumlah kasus gigitan yang cukup tinggi
setiap tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta
belum diketemukan obat/cara pengobatan untuk
penderita rabies sesingga selalu diakhiri dengan
kematian pada hampir semua penderita rabies
baik manusia maupun pada hewan.
EPIDEMIOLOGI
 Sampai kini hanya 5 Propinsi di Indonesia bebas
historis rabies, yaitu Kalimantan Barat, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Maluku dan Irian Jaya. Sejak
tahun 1994 propinsi yang tadinya endemis
rabies, telah dibebaskan dari rabies pada anusia
pada hewan yaitu di Jawa Timur, Jawa Tengah
dan D.I Yogyakarta sampai saat ini ada 18
propinsi yang belum bebas kasus rabies.
 Pada tahun 1998 terjadi outbreak di Kab. Flores
Timur, Prop. NTT
EPIDEMIOLOGI
 Jumlah rata-rata pertahun kasus gigitan pada
manusia oleh hewan penular rabies tiga tahun
terakhir (1995-1997) 15.000 kasus, diantaranya
8.550 (57 %) divaksinasi anti rabies (VAR) dan
662 (1,5%) diberikan kombinasi VAR dan SAR
(serum anti rabies). Selama tiga tahun ( 1995-
1997). Ditemukan rata-rata pertahun 59 kasus
rabies pada manusia, seangkan 22,44 spesimen
dari hewan yang diperiksa, 1327 (59%)
menunjukkan positif rabies.
PATOGENESA
 Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka
selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan
didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung
serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-
perubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar
antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3-8
minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh
oleh virus sebelum mencapai otak.
 Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan
menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama
mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik,
hipotalamus dan batang otak
PATOGENESA
 Setelah memperbanyak diri dalam neuron-
neuron sentral, virus kemudian kearah
perifer dalam serabut saraf eferen dan
pada saraf volunter maupun saraf otonom.
Dengan demikian virus menyerang hampir
tiap organ dan jaringan didalam tubuh, dan
berkembang biak dalam jaringan-
jaringannya, seperti kelenjar ludah, ginjal,
dan sebagainya.
GEJALA
 1. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual
dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa
hari.
 2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian
disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang
berlebihan terhadap rangsang sensorik.
GEJALA
 3. Stadium Eksitasi
 Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis,
 hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi. Bersamaan dengan stadium eksitasi
ini penyakit mencapai puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini ialah adanya
macam-macam fobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi.
 Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan oleh
rangsang sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau dengan
menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk tangan didekat telinga penderita.
 Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi. Tindak-tanduk
penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan saat-saat
responsif.
 Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita meninggal,
tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-otot melemah, hingga
terjadi paresis flaksid otot-otot.
GEJALA
 4. Stadium Paralis
 Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium
eksitasi Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-
gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat
progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang,
yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot
pernafasan.Serum neutralizing antibody pada kasus yang
tidak divaksinasi tidak akan terbentuk sampai hari ke vaksin
anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan
pemberian analgetikTerhadap luka resiko tinggi, selain VAR
juga diberi SAR.
PENANGANAN LUKA GIGITAN
HEWAN MENULAR RABIES
 Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies
harus ditangani dengan cepat dan sesegera
 mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus
rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang
paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan
air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi
antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah
 Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit,
kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sekali
untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka
diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan
dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan
secara intra muskuler.
 Disamping itu harus dipertimbangkan perlu
tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus,
anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian
analgetik
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN RABIES
 Hindari kejadian penggigitan
 · Pintu pagar tertuliskan AWAS ANJING GALAK
 · Anjing dirantai ± 2 meter jika rumah tidak
berpagar
 · Anjing dibrongsong terutama jika dibawa keluar
rumah
 Vaksinasi rabies pada anjing, kucing, kera/
monyet peliharaan secara teratur setiap tahun
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN RABIES
 Memberantas, memusnakan atau eliminasi
anjing liar atau yang berkeliaran dengan
menggunakan umpan, misalnya bakso atau
ikan, yang diberi racun. Kegiatan ini
dilakukan oleh petugas berwenang.
 Dilakukan penangkapan ajing
liar/berkeliaran ditempat umum selanjutnya
dilakukan pembunuhan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
LeptospirosisAinur
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabieshomeworkping4
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaLestari Moerdijat
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Tata Naipospos
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanI Putu Cahya Legawa
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paruNY O
 
Penyakit rabies
Penyakit rabiesPenyakit rabies
Penyakit rabiesParanody
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungJoni Iswanto
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 

Was ist angesagt? (20)

Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
 
Ppt leptospirosis
Ppt leptospirosisPpt leptospirosis
Ppt leptospirosis
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan JenisnyaPenyakit Hepatitis dan Jenisnya
Penyakit Hepatitis dan Jenisnya
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Penyakit rabies
Penyakit rabiesPenyakit rabies
Penyakit rabies
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burung
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 

Ähnlich wie Rabies

Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakkhoirilliana12
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesMosesWingky
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfAvinoMulanaFikri1
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdsyafira82
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusHafidz Setiyadi
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Iyens Syeikhbu
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanIyens Syeikhbu
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteririski albughari
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Tata Naipospos
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasiPuspa YaNi
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virusEfa farmasi
 

Ähnlich wie Rabies (20)

IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
 
RABIES
RABIESRABIES
RABIES
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
rabies
rabiesrabies
rabies
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virus
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan 2
 
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhanVirus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
Virus yang merugikan manusia hewan dan tumbuhan
 
MATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptxMATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptx
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
 
Mengenal dbd rizal
Mengenal dbd rizalMengenal dbd rizal
Mengenal dbd rizal
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
 

Rabies

  • 2.  Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia.
  • 3.  Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia  Rabies sangat berbahaya. Rabies belum ada obatnya. Apabila gejala klinis sudah timbul, selalu diikuti dengan kematian, baik pada hewan maupun manusia.
  • 4.  Semua hewan berdarah panas dapat menularkan rabies. Anjing, kucing dan kera/monyet di Indonesia berpotensi menularkan rabies kepada manusia. Lebih dari 90% kasus rabies pada manusia ditularkan oleh anjing. Oleh karena itu anjing menjadi objek utama kegiatan pemberantasan rabies.
  • 5.  Virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui:  Luka gigitan hewan penderita rabies  Luka yang terkena air liur hewan atau manusia penderita rabies
  • 6. EPIDEMIOLOGI  Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit zoonosa yang terpenting di Indonesia karena penyakit tersebut tersebar luas di 18 Propinsi, dengan jumlah kasus gigitan yang cukup tinggi setiap tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta belum diketemukan obat/cara pengobatan untuk penderita rabies sesingga selalu diakhiri dengan kematian pada hampir semua penderita rabies baik manusia maupun pada hewan.
  • 7. EPIDEMIOLOGI  Sampai kini hanya 5 Propinsi di Indonesia bebas historis rabies, yaitu Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Irian Jaya. Sejak tahun 1994 propinsi yang tadinya endemis rabies, telah dibebaskan dari rabies pada anusia pada hewan yaitu di Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta sampai saat ini ada 18 propinsi yang belum bebas kasus rabies.  Pada tahun 1998 terjadi outbreak di Kab. Flores Timur, Prop. NTT
  • 8. EPIDEMIOLOGI  Jumlah rata-rata pertahun kasus gigitan pada manusia oleh hewan penular rabies tiga tahun terakhir (1995-1997) 15.000 kasus, diantaranya 8.550 (57 %) divaksinasi anti rabies (VAR) dan 662 (1,5%) diberikan kombinasi VAR dan SAR (serum anti rabies). Selama tiga tahun ( 1995- 1997). Ditemukan rata-rata pertahun 59 kasus rabies pada manusia, seangkan 22,44 spesimen dari hewan yang diperiksa, 1327 (59%) menunjukkan positif rabies.
  • 9. PATOGENESA  Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan- perubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak.  Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik, hipotalamus dan batang otak
  • 10. PATOGENESA  Setelah memperbanyak diri dalam neuron- neuron sentral, virus kemudian kearah perifer dalam serabut saraf eferen dan pada saraf volunter maupun saraf otonom. Dengan demikian virus menyerang hampir tiap organ dan jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringan- jaringannya, seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.
  • 11. GEJALA  1. Stadium Prodromal Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari.  2. Stadium Sensoris Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsang sensorik.
  • 12. GEJALA  3. Stadium Eksitasi  Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis,  hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi. Bersamaan dengan stadium eksitasi ini penyakit mencapai puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini ialah adanya macam-macam fobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi.  Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan oleh rangsang sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau dengan menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk tangan didekat telinga penderita.  Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi. Tindak-tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan saat-saat responsif.  Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
  • 13. GEJALA  4. Stadium Paralis  Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi Kadang-kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala- gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang, yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.Serum neutralizing antibody pada kasus yang tidak divaksinasi tidak akan terbentuk sampai hari ke vaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetikTerhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR.
  • 14. PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN MENULAR RABIES  Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera  mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah
  • 15.  Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra muskuler.  Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik
  • 16. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES  Hindari kejadian penggigitan  · Pintu pagar tertuliskan AWAS ANJING GALAK  · Anjing dirantai ± 2 meter jika rumah tidak berpagar  · Anjing dibrongsong terutama jika dibawa keluar rumah  Vaksinasi rabies pada anjing, kucing, kera/ monyet peliharaan secara teratur setiap tahun
  • 17. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES  Memberantas, memusnakan atau eliminasi anjing liar atau yang berkeliaran dengan menggunakan umpan, misalnya bakso atau ikan, yang diberi racun. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas berwenang.  Dilakukan penangkapan ajing liar/berkeliaran ditempat umum selanjutnya dilakukan pembunuhan.