3. Real Estate
Menurut DiPasqualle dan Wheaton (1996), mendefinisikan real estate sebagai
bangunan-bangunan, tanah-tanah dimana diatasnya/ dibawahnya bangunan-
bangunan didirikan, termasuk semua tanah kosong.
Menurut Appraisal Institute (1999), mendefinisikan real estate sebagai tanah
secara fisik dan perlengkapan-perlengkapan (termasuk konstruksi atau
bangunan) yang melekat pada tanah tersebut, termasuk pepohonan dan
mineral.
Properti didefinisikan oleh Appraisal Institute (1999) sebagai semua
pendapatan, manfaat-manfaat dan hak-hak yang melekat pada pemilikan atas
real estate secara fisik
Tanah adalah bidang tanah secara fisik, termasuk tanah kosong, sebagai
bagian tidak terpisahkan dari real estate atau properti.
Definisi
4. Pasar Real Estate
Menurut Appraisal Institute (1999), mendefinisikan pasar real estate sebagai
interaksi para pelaku yang memperjualbelikan hak-hak kepemilikan/
penguasaan properti demi asset lainnya seperti halnya uang.
Pasar-pasar real estate yang lebih spesifik ditentukan oleh:
tipe properti
Lokasi
Potensi dalam menhasilkan pendapatan
Tipikal karakteristik investor
Tipikal karakteristik penyewa
Atribut-atribut lainnya yang dapat dikenali melalui tindakan/ perilaku sukarela para
pelaku jual-beli properti.
5. Pasar Real Estate: dua muka
Pasar Properti
adalah pasar real estate dengan
penekanan tujuannya pada penggunaan
atau pemanfaatan real estate bagi si
penyewa atau pengguna.
Tujuannya: menentukan suatu tingkat
nilai sewa pada keadaan permintaan
terhadap guna ruang sama dengan
penawaran ruang.
Pasar Asset
adalah pasar real estate dengan
penekanan tujuannya pada kepemilikan
real estate sebagai asset atau investasi,
yang tentu saja harus menghasilkan arus
pendapatan untuk pemiliknya.
6. Pasar Tanah
adalah suatu pasar yang lebih ditujukan untuk jual – beli bidang –
bidang tanah untuk maksud kepemilikan atas tanah berikut hak – hak
lainnya yang melekat pada hak kepemilikan tanah tersebut.
7. Pasar Asset
Kaitan antara pasar real estate sebagai asset dan pasar real estate sebagai
properti terjadi pada dua titik pertemuan, yaitu:
1. Tingkat sewa ditentukan dalam pasar properti adalah hal paling
penting untuk menentukan permintaan terhadap real estate sebagai
asset (kekayaan atau investasi).
2. Memalui sektor konstruksi atau sektor pembangunan.
Pasar Properti
Real Estate
sebagai “Aset”
Menentukan permintaan
Perubahan
Nilai Sewa
Perubahan Harga
Kepemilikan Aset
Maka
8. Pasar Asset : Konstruksi
Satuan harga aset dan nilai sewa asset adalah rupiah per meter persegi.
Ideal :
“Harga Asset yang ditawarkan mendekati biaya konstruksi”
Luas Konstruksi (m2)
Harga (Rp)
P = f(C)
f(C) = Biaya Pembangunan
P = Harga Aset
Kuantitas Konstruksi Meningkat = Unprofitable
Kuantitas Konstruksi Menurun = Ekses Profit
9. Pasar Asset Penilaian
Secara umum, terdapat empat pertimbangan yang membentuk tingkat
kapitalisasi (i), yaitu:
Tingkat suku bunga jangka panjang dalam perekonomian.
Ekspektasi terhadap pertumbuhan nilai sewa.
Resika yang berkenaan dengan aliran pendapatan dari penyewaan.
Perlakuan sistem perpajakan atas asset real estate.
Rent atau Nilai Sewa (Rp)
Harga (Rp)
i = R/P atau P = R/i
P = Harga Aset
I = Tingkat kapitalitas atau suku bunga modal
R = Nilai Sewa
10. Penaksiran yang diperluas
Penaksir atau Penilai
hanya bisa menyimpulkan mengenai nilai atau harga pasar yang wajar atau
pantas bagi klien kita dengan disertai alasan-alasan ilmiah dan penjelasan –
penjelasan situasi dan kondisi pasar real estate berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi dan wawasan lain (konstruksi, akuntansi, statistika, geografi,
sosiologi).
Penaksir Real Estate
bukan hanya bertugas menaksirkan akan
tetapi sampai kepada penilaian, yang
hasilnya harus mampu kita pertahankan dan
kita jelaskan secara rinci namun mudah
dimengerti oleh klien.
11. Nilai Pasar
secara sederhananya memang hanyalah nilai kontan yang
ditransaksikan di pasar.
Faktor eksternal pasar dimana pasar sama
sekali tidak berdaya untuk mempengaruhi
faktor eksternal tersebut. Anatara lain:
• Siklus bisnis
• Inflasi
• Kurs
• Suku bunga
• Kebijakan perpajakan dan pertanahan
pemerintah.
• Indikator-indikator ekonomi nasional
lainnya
12. Siklus Bisnis Real Estate: Boom versus
Collapse Secara umum pertumbuhan dan perkembangan permintaan dalam pasar properti
biasanya amat dipengaruhi oleh beberapa faktor fundamental ekonomi berikut:
Tingkat kecepatan pertumbuhan ekonomi secara
nasional.
Permintaan yang besar terhadap perkantoran-
perkantoran modern.
Perluasan dan perkembangan industry – industry jasa.
Kebijakan pemerintah yang pro pembangunan properti.
Perluasan kredit konsumsi.
Pasar properti dalam keadaan booming pada dasarnya adalah pasar properti
yang sisi permintaannya sudah berada pada puncak yang paling
menguntungkan baik pagi konsumen maupun bagi produsen properti.
13. Terdapat faktor penyebab lain yang cukup berarti sebagai pemicu kejatuhan
(collapse) pasar properti, yaitu antara lain:
Jatuhnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Banyak pemain baru kedalam industri properti yang kurang menyadari
bahwa perilaku produksi mereka lebih digerakkan oleh pendekatan
penawaran.
Ekspansi kredit konsumsi atau kredit konstruksi yang kurang disadari
oleh perbankan atau lembaga kredit non bank bahwa merekapun lebih
digerakkan oleh pendekatan penawaran pasar properti
Semakin melemahnya industri jasa.
Sifat penting dari real estate adalah keberadaannya yang tidak bisa dipindah-
pindahkan dan dapat dilihat alias kasat mata.