Dawet adalah minuman tradisional khas Jawa yang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan yang dicetak kecil-kecil dan dihidangkan dalam kuah santan, gula jawa, dan air. Minuman ini memiliki filosofi tersendiri dalam adat pernikahan Sunda sebagai simbol kesiapan orang tua menikahkan anaknya. Dawet Ayu Banjarnegara dikenal karena rasa yang enak dan khas dua patung wayang Semar dan Gareng pada gerob
3. Minuman dingin dengan campuran santan
kelapa, air, dan gula jawa sebagai kuahnya, serta
buliran kecil tepung beras atau tepung hongkue
yang dicetak dan diberi warna sebagai isian
dalam minuman.
8. Dalam pernikahan adat solo, ada tradisi Dodol Dawet dimana saat
orangtua sang pengantin wanita berjualan dawet kepada para tamu
undangan. Tahukah anda makna di balik tradisi tersebut ? Bentuk
dawet yang bulat pun memiliki makna dan filosofi tersendiri. Bulatnya
dawet merupakan perlambang kebulatan hati dan kesiapan orangtua
untuk menjodohkan anaknya.
Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan
yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan
genting, bukan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia
sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi. Kemudian, yang bertugas
melayani pembeli adalah sang ibu, dan yang menerima pembayaran
adalah sang bapak.
Ini sekaligus untuk mengajarkan pada sang anak bahwa dalam
kehidupan berumah tangga dengan suami haruslah saling membantu
seperti yang disadur dari dharmahusada-dekorasi.blogspot.com
12. Mengapa dinamakan dawet ayu? Konon kata ‘Ayu’ sendiri beasal dari
centong dawet yang memiliki ukiran Srikandi. Srikandi sendiri merupakan
dewi yang terkenal cantiknya sejagad pewayangan
Identitas ‘Ayu’ memang sudah melekat khas pada dawet Banjarnegara.
Tapi, ada satu lagi yang tak kalah khasnya. Yakni: patung Semar dan Gareng
yang tertancap pada kedua sisi pikulan dawetnya. Simbolisasi Semar dan
Gareng dipilih karena padanan kata dua figur punakawan itu mencipta kata
“mareng”.Mareng dalam Bahasa Jawa artinya musim panas atau kemarau. Saat
cuaca panas, dawet ayu adalah ‘oase’ penyegar yang sempurna untuk
memberantas dahaga.
Mengutip penelitian Ika Kusuma dari Universitas Negeri Semarang
(2009) ”Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara”,
jenis kayu untuk ukiran wayang Semar dan Gareng pun ditentukan secara
khusus dari jenis kayu kanthil. Ini diyakini memiliki unsur magis untuk daya
pelarisan. Kanthil dalam bahasa Jawa artinya ”terenggut tertarik”. Pohon
kanthil memang menghasilkan bunga kanthil yang wangi, dan lazim
digunakan untuk upacara sesaji.
17. Nama Dawet Ayu Banjarnegara bermula ketika adanya grup lawak yang
dahulu sangat terkenal di wilayah eks karesidenan Banyumas yang sempat
manggung di Banjarnegara. Setelah selesai manggung kemudian grup
tersebut mecicipi dawet yang terletak di Jalan Dipayuda. Karena terkesan
dengan rasa dawetnya yang enak dan segar, serta penjualnya (alm Bu Niam)
yang ayu sehingga menginspirasi terciptanya lagu gaya Banyumasan yang
berjudul Dawet Ayu Banjarnegara. Grup lawak dan lagu itulah yang salah
satunya ikut andil dalam mempopulerkan dawet ayu hingga ke berbagai
daerah. Perlu diperhatikan dan diingat, salah satu ciri khas penjual dawet ayu
Banjarnegara adalah adanya dua buah tokoh wayang pada gerobaknya. Tokoh
wayang itu adalah Semar dan Gareng. Ada yang meyebutkan bahwa itu
adalah simbolisme dari gabungan kata keduanya yaitu MARENG yang dalam
bahasa setempat berarti kemarau. Mar dari seMAR dan reng dari GaRENG.
Jadi maksudnya, jika musim kemarau tiba cuaca pasti dan selalu merasa haus,
maka minuman yang paling tepat untuk dinikmati adalah dawet ayu atau bisa
juga itu adalah simbolisasi dari penjual yang menginginkan cuaca dalam
kondisi kemarau sehingga dawetnya bisa laris.
Dawet Ayu Bukan hanya terkenal diBanjarnegara tapi didaerah sekitar
seperti Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, Banyumas
bahkan di kota besar Semarang, Jakarta, Surabaya.
19. Alat dan Bahan Es Dawet
Alat :
1 Cetakan es dawet
1 Panci
2 Mangkuk
Bahan :
1 Bungkus Tepung Beras
2 lembar daun pandan dan daun suji
½ sdt garam
Gula merah
Es batu
Air
Santan
Gula pasir
20. Cara Pembuatan
1. Campur tepung beras dan garam dengan air daun pandan dan daun suji sebagai
pewarna. Aduk hingga menyampur.
2. Masak campuran tepung diatas panci sambil diaduk sampai adonan menggumpal.
3. Setelah adonan menggumpal, siapkan air dingin dan es batu dalam mangkuk.
4. Cetak adonan dengan saringan dawet dan tekan-tekan agar berbentuk. Diamkan
selama 15-20 menit.
5. Rebus gula merah dengan gula pasir dan beri sedikit air. Aduk sampai gula larut.
Angkat dan saring. Sisihkan
6. Rebus santan, garam dan daun pandan dengan api kecil sambil terus diaduk
sampai mendidih. Angkat dan dinginkan.
7. Tuang sirup gula merah , santan, dan dawet di dalam gelas. Dan jangan lupa
tambahkan es batu.
21. • Kelebihan :
- Mengatasi perut kembung
- Mengontrol tekanan darah
- Meningkatkan Nafsu makan
- Mendinginkan tubuh
• Kekurangan:
- Banyak penjual curangmemakai pewarna tekstil untuk dawet
agar warna hijaunya terlihat segar dan menarik.