KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
Pelajaran sekolah sabat ke 11 triwulan 4 2016
1. Pelajaran 11 untuk 10 Desember 2016
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Di manakah engkau,
ketika Aku meletakkan
dasar bumi? Ceritakanlah,
kalau engkau mempunyai
pengertian” (Ayub 38:4)
2. Dari dalam badai (Ayub 38:1).
Pertanyaan ALLAH (Ayub 38:2-3).
ALLAH Sebagai Pencipta (Ayub 38:4-41).
Hikmat orang bijak (Ayub 39).
Menyesal dalam debu dan abu (Ayub 42:1-6).
“Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai
engkau, supaya engkau memberitahu Aku.” (Ayub 38:3)
3. DARI DALAM BADAI “Bersiaplah engkau
sebagai laki-laki! Aku
akan menanyai engkau,
supaya engkau
memberitahu Aku.”
(Ayub 38:1)
ALLAH menampakkan diri dalam suatu cara yang
menakjubkan dan tak diduga-duga setelah Elihu
selesai berkata-kata kepada Ayub.
ALLAH berbicara kepada Ayub dari dalam badai. Ia
menampakkan diri-Nya sama seperti ketika Ia
menampakkan diri-Nya kepada Musa, Ishak dan
Yakub. (Kejadian 15:1-6; 26:4; 32:24-32).
ALLAH mengetahui kesusahan anak-anak-Nya. Ia ingin
hadir di tengah-tengah kita secara pribadi untuk
meredakan penderitaan yang kita hadapi.
Apapun kesedihan dan masalah yang kita hadapi
dalam hidup ini, kita bersyukur atas jaminan
bahwa ALLAH selalu dekat dengan kita dan kita
dapat percaya sepenuhnya kepada-Nya.
Itulah sebabnya mengapa Ia mau menjelma menjadi
manusia seperti kita, Ia menderita seperti kita dan Ia
membuka sebuah “jalan yang baru dan yang hidup ”
agar kita dapat menjangkau-Nya (Ibrani 10:20).
4. PERTANYAAN
ALLAH
“Siapakah dia yang menggelapkan keputusan
dengan perkataan-perkataan yang tidak
berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai
laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya
engkau memberitahu Aku.” (Ayub 38:2-3)
Pada awalnya, perkataan ALLAH
kepada Ayub kedengaran kurang
memberikan semangat: “Siapakah
dia yang menggelapkan keputusan
dengan perkataan-perkataan yang
tidak berpengetahuan?”
Ia menantang Ayub untuk
menjawab pertanyaan-Nya! ALLAH
tahu bahwa Ayub tidak dapat
menjawabnya, namun mengapa Ia
masih juga menanyakannya?
Pertanyaan ALLAH tidak
bermaksud agar kita mengetahui
lebih banyak tentang suatu hal
namun agar kita dapat bercermin
sehingga kita dapat tiba pada
kesimpulan yang benar.
“Siapakah yang
memberitahukan
kepadamu, bahwa
engkau telanjang?”
(Kejadian 3:11).
“Di mana Habel
adikmu itu?
(Kejadian 4:9).
“Apakah kerjamu di
sini, hai Elia?”
(1 Raja-raja 19:9).
“Saulus, Saulus,
mengapakah engkau
menganiaya Aku?”
(Kisah 9:4).
5. “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? […] karena ketika itu
engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!” (Ayub 38:4, 21)
Ayub 38:4-7 Ayub 38:8-11 Ayub 38:12-15
Ayub 38:16-17 Ayub 38:18 Ayub 38:19-21
ALLAH SEBAGAI PENCIPTA
6. Ayub 38:22-23 Ayub 38:24 Ayub 38:25-28
Ayub 38:29-30 Ayub 38:31-33 Ayub 38:34-35
“Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? […] karena ketika itu
engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!” (Ayub 38:4, 21)
ALLAH SEBAGAI PENCIPTA
7. Ayub berharap dapat mendengar
alasan mengapa malapetaka menimpa
dirinya, namun ALLAH mengajarnya
bahwa ia (Ayub) tidak dapat
memahami sepenuhnya.
Apakah Ayub pernah melihat
bagaimana ALLAH menciptakan bumi
dan alam semesta ini? Dapatkah ia
memahami bagaimana ALLAH bekerja
di balik semua fenomena yang ada di
alam? Pertanyaan ALLAH membuat
kita sadar bahwa kita adalah begitu
kecil dalam segala ciptaan-Nya.
Ayub 38:36 Ayub 38:37-38
Ayub 38:39-40 Ayub 38:41
Bagaimana saya dapat memahami
Sang Pencipta jika ciptaan-Nya saja
tidak dapat saya pahami? Namun
kita dapat bersyukur karena Ia
menyatakan diri-Nya melalui YESUS
KRISTUS.
“Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? […] karena ketika itu
engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!” (Ayub 38:4, 21)
ALLAH SEBAGAI PENCIPTA
8. “Dapatkah engkau memaksa
lembu hutan mengikuti alur
bajak dengan keluan, atau
apakah ia akan menyisir
tanah lembah mengikuti
engkau?” (Ayub 39:13)
Ayub 39:1-4 Ayub 39:5-8
Ayub 39:9-12 Ayub 39:13
Kita dapat bersyukur kepada
Ilmu pengetahuan sehingga
kita dapat menjawab
beberapa pertanyaan yang
ditujukan kepada Ayub
tersebut.
Namunpun demikian, masih
banyak pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dapat
terjawab.
HIKMAT
ORANG BIJAK
9. Ayub 39:14-18 Ayub 39:19-25
Ayub 39:26 Ayub 39:27-30
“Dapatkah engkau memaksa
lembu hutan mengikuti alur
bajak dengan keluan, atau
apakah ia akan menyisir
tanah lembah mengikuti
engkau?” (Ayub 39:13)
Kita dapat bersyukur kepada
Ilmu pengetahuan sehingga
kita dapat menjawab
beberapa pertanyaan yang
ditujukan kepada Ayub
tersebut.
Namunpun demikian, masih
banyak pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dapat
terjawab.
HIKMAT
ORANG BIJAK
10. “Mengapa Ia telah mengenakan bumi dan pepohonan dengan warna hijau
yang cerah gantinya kegelapan yang hitam dan mencekam? Bukankah itu
semua agar indah dipandang mata? Dan apakah hati kita tidak dipenuhi
rasa syukur ketika kita membaca bukti-bukti hikmat dan kasih-Nya dalam
ciptaan-Nya yang ajaib?
Tenaga penciptaan yang sama yang menciptakan bumi ini masih terus
bekerja dalam menopang alam semesta dan terus melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang ada di alam. Tangan ALLAH menuntun planet-
planet dalam barisan yang teratur di angkasa raya. Bukan dengan
sendirinya bumi tahun demi tahun terus bergerak mengelilingi matahari
dan menghasilkan segala manfaatnya. Firman ALLAH mengatur semua
elemen yang ada di alam. “Dia, yang menutupi langit dengan awan-
awan, yang menyediakan hujan bagi bumi, yang membuat gunung-
gunung menumbuhkan rumput;” Mazmur 147:8. Adalah melalui kuasa-
Nya-lah tumbuh-tumbuhan berkembang dengan subur, dedaunan muncul,
dan bunga-bunga bermekaran.
Seluruh bagian dunia alam dirancang untuk menjadi penerjemah hal-hal
yang menakjubkan tentang ALLAH.”
E.G.W. (Counsels to Parents, Teachers and Students, section 5, cp. 25, p. 185)
11. 42:1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup
melakukan segala sesuatu, dan tidak ada
rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang
menyelubungi keputusan tanpa
pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa
pengertian aku telah bercerita tentang hal-
hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak
kuketahui.
42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah
yang akan berfirman; Aku akan menanyai
engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari kata orang saja aku
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang
mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut
perkataanku dan dengan menyesal aku
duduk dalam debu dan abu.“ (Ayub 42:1-6)
MENYESAL DALAM DEBU DAN ABU
12. Ketika Ayub telah memahami ALLAH dengan lebih baik,
ia pun lebih menyadari keterbatasan dan keberdosaannya.
Demikianpun seharusnya dengan kita, semakin dalam pengenalan kita akan
ALLAH, seharusnya semakin dalam pula kita menyadari ketidaklayakan kita di
hadapan-Nya, seperti yang dialami oleh Nabi Yesaya dan Rasul Petrus tersebut.
Nabi Mikhapun berkata “Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN?”
(Mikha 6:6). Demikian juga dengan rasul Paulus: “Jika demikian, apakah
dasarnya untuk bermegah.” (Roma 3:27).
Yesaya 6:5
• “Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini
seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah
bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni TUHAN semesta alam.’”
Lukas 5:8
• “Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini seorang
berdosa!’”
MENYESAL DALAM DEBU DAN ABU