Dalam studi evaluasi banyak ditemukan model-model evaluasi dengan format dan sistematika yang berbeda. Sebagai berikut :
1. Evaluasi Model Kirkpatrick
2. Evaluasi model CIPP
3. Evaluasi model Brinkerhoff
4. Evaluasi model Stake (Model Countenance)
5. Evaluasi Model Wheel (roda)
6. Evaluasi Model Provus
7. Evaluasi Model Stake
3. Model evaluasi pelatihan digunakan
untuk menjawab dua pertanyaan
pokok, yaitu:
1. apakah tujuan mengalami
perubahan atau tidak dalam
criteria?
2. apakah perubahan tersebut
dapat dihubungkan dengan
program pelatihan atau tidak.
ADD A FOOTER 3
4. Ada dua strategi untuk menentukan apakah memang terjadi perubahan setelah
pelatihan, yaitu:
Membandingkan cara peserta melakukan pekerjaannya setelah pelatihan dengan cara
mereka sebelum menjalani pelatihan
membandingkan pengetahuan, perilaku atau hasil dari kelompok yang terlatih dengan
kelompok yang tidak terlatih.
4
Dalam studi evaluasi banyak ditemukan model-model evaluasi dengan format dan sistematika
yang berbeda. Sebagai berikut :
1. Evaluasi Model Kirkpatrick
2. Evaluasi model CIPP
3. Evaluasi model Brinkerhoff
4. Evaluasi model Stake (Model Countenance)
5. Evaluasi Model Wheel (roda)
6. Evaluasi Model Provus
7. Evaluasi Model Stake
5. 5
Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998)
dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction,
level 2 learning, level 3 behavior, dan level 4 result.
6. 6
Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield (1985) adalah
sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada pengambil keputusan (a decision
oriented evaluation approach structured) Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4
komponen yang diuraikan sebagai berikut:
7. 7
Brinkerhoff & Cs. (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, seperti evaluator-evaluator
lain, namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut:
8. 8
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi,
yaitu description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam program
pendidikan yaitu context, process dan outcomes.
Apabila menilai suatu program pendidikan,
maka harus melakukan perbandingan yang
relatif antara satu program dengan yang
lainnya. Dalam model ini
antencedent (masukan),
transaction (proses)
outcomes (hasil)
Dibandingkan tidak hanya untuk menentukan
apakah ada perbedaan antara tujuan dengan
keadaan yang sebenarnya, tetapi juga
dibandingkan dengan standar yang absolut
untuk menilai manfaat program (Farida Yusuf
Tayibnapis, 2000:22).
9. 9
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi,
yaitu description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam program
pendidikan yaitu context, process dan outcomes.
Apabila menilai suatu program pendidikan, maka harus melakukan perbandingan yang relatif antara satu
program dengan yang lainnya. Dalam model ini antencedent (masukan), transaction (proses)
dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan antara
tujuan dengan keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk
menilai manfaat program (Farida Yusuf Tayibnapis, 2000:22).
10. 10
Model evaluasi ini berbentuk roda karena menggambarkan
usaha evaluasi yang berkaitan dan berkelanjutan dan satu
proses ke proses selanjutnya. Model ini digunakan untuk
mengetahui apakah pelatihan yang dilakukan suatu instansi
telah berhasil, untuk itu diperlukan lah sebuah alat untuk
mengevaluasinya.
Secara singkat, model wheel ini mempunyai 3 tahap
utama yaitu :
1.pembentukan tujuan pembelajaran,
2.pengukuran outcomes pembelajaran
3.penginterpretasian hasil pengukuran dan penilaian.