SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 55
Multivariat analisis
(Konfounding & Interaksi)
BESRAL:
Departemen Biostatistika
FKM UI, 2013
1
Uji Statistik Bivariat
Univariat  Deskripsi satu variabel (mean atau proporsi)
Uji Bivariat  Deskripsi uji hubungan antara 2 variabel
 Jenis uji sangat tergantung pada jenis data/variabel:
1.Uji Chi-square (uji beda proporsi) atau Reg. logistik sederhana
2.Uji-T dan 3.Uji-Anova (uji beda mean),
4.Uji korelasi atau Regresi linier sederhana
Var Dependen
Independen Kategorik Numerik
Kategorik
1.Chi-square/
Regresi logistik
sederhana
2.t-test-paired
(sebelum-sesudah)
2.t-test-independen
(jika 2 kategori)
3.Anova (jika >2 kategori)
Numerik t-test (jika 2 kategori)
Anova (>2 kategori)
4.Korelasi /
Regresi Linier
sederhana 2
Uji Statistik Bivariat:
 Uji statistik bivariat hanya akurat bila
subjek yang ingin dibandingkan adalah
homogen, yaitu pada studi eksperimen di
laboratorium, dimana variabel perancu
tidak ada lagi.
 Misalnya: subjek adalah tikus satu-ibu satu-
bapak. Subjek sudah homogen. Yang berbeda
hanyalah: satu kelompok dapat perlakuan
(intervensi), yang satu lagi tidak dapat
perlakukan (kontrol)
3
Uji Statistik Multivariat:
 Pada penelitian survei di masyarakat, tidak
mungkin subjeknya homogen (umurnya sama,
pendidikan sama, pengetahuan sama, pekerjaan sama,
sosek sama, jumlah anak sama, status gizi sama,
penyakitnya sama), yang berbeda hanyalah
variabel yang ingin kita uji (misalnya ANEMIA
dan TIDAK Anemia), untuk mengetahui efeknya
terhadap BBLR.
 Karena tidak homogen, maka kita harus
mengontrol (pada saat analisis data) semua
variabel yang berpengaruh melalui analisis
multivariat 4
Contoh
Suatu penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan Intervensi Fe,
status gizi, dan sosial ekonomi
dengan kejadian BBLR
5
Intervensi Fe
BBLR
St.Gizi Ibu
Sosek
Hasil Uji Bivariat
Ibu dengan st.gizi kurang memiliki risiko 4 kali
lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR
dibanding itu st.gizi baik
Ibu dengan sosek rendah memiliki risiko 5 kali
lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR
dibanding itu sosek tinggi 6
Normal BBLR
n % n % OR p-value
Status Gizi
Baik 40 66.7 20 33.3
Kurang 20 33.3 40 66.7 4,00 0,000
Sosek
Tinggi 41 68.3 17 28.3
Rendah 19 31.7 43 71.7 5,46 0,000
Hasil Uji Bivariat
Hasil uji Bivariat, tidak logis dan tidak bisa dipercaya….???:
Intervensi pemberian Fe malah meningkatkan risiko BBLR.
Risiko BBLR pada ibu yang tidak mendapat intervensi Fe
0,4 kali lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang
mendapat intervensi Fe (tdk masuk akal).
7
Normal BBLR
n % n % OR p-value
Intervensi Fe
Ya 24 40.0 36 60.0
Tidak 36 60.0 24 40.0 0,44 0,022
Hasil Uji Multivariat
8
Intervensi Fe
BBLR
St.Gizi Ibu
Sosek
Simpulan Hasil uji Multivariat:
Tidak intervensi Fe, Gizi kurang, dan Sosek rendah merupakan
faktor risiko BBLR. Risiko BBLR pada yang tidak mendapat Fe
sebesar 8 kali lebih tinggi, pada yang kurang gizi 10,7 kali lebih
tinggi, dan pada sosek rendah 9,8 kali lebih tinggi
(OR sudah dikontrol oleh variabel confounding)
Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Tdk.Intervensi.Fe 2.102 0.728 8.340 1 0.004 8.18
Gizi.kurang 2.379 0.640 13.835 1 0.000 10.79
Sosek.rendah 2.282 0.521 19.157 1 0.000 9.80
Perbandingan hasil uji
Bivariat vs Uji Multivariat
9
Intervensi Fe
BBLR
St.Gizi Ibu
Sosek
(OR pd multivariat sudah dikontrol oleh pengaruh confounding)
(Catatan: pada tahap ini uji interaksi belum dilakukan)
Normal BBLR Bivariat Multivariat
Intervensi Fe n % n % OR Sig OR Sig
Ya 24 40.0 36 60.0
Tidak 36 60.0 24 40.0 0.44 0.022 8.18 0.000
St.Gizi
Baik 40 66.7 20 33.3
Kurang 20 33.3 40 66.7 4.00 0.000 10.79 0.000
Sosek
Tinggi 41 70.7 17 29.3
Rendah 19 30.6 43 69.4 5.46 0.000 9.79 0.000
Apa yang dimaksud
dengan
Konfounding..???
10
CONFOUNDING
Dari bahasa latin cunfundere (to mix together)
Pengertian:
 Suatu distorsi (gangguan) dalam menaksir pengaruh paparan
terhadap kejadian penyakit/outcome sebagai akibat tercampurnya
pengaruh sebuah atau beberapa variabel luar.
 Suatu kondisi bias dalam mengestimasi efek paparan terhadap
kejadian penyakit/masalah kesehatan, akibat perbandingan yang
tidak seimbang antara kelompok exposed dan non exposed.
 Suatu situasi ditemukannya hubungan non-causal antara
exposure/paparan dan outcome yang diteliti akibat adanya
pengaruh variabel ketiga (Moyses S. & F. Javier N., 2000)
 Variabel luar (ketiga) = confounder
11
Karakteristik Confounder
1. Berhubungan dengan paparan/faktor resiko yang diteliti
(causally atau non-causally associated)
2. Berhubungan dengan penyakit/outcome (causally
associated)
3. Bukan merupakan konsekuensi dari paparan (tidak terletak
diantara E & D / bukan variabel antara)
Exposure Disease
Confounder
12
Arah Confounding
1. Positif  Overestimate (risk value menjauhi ‘Null value’ jika tidak dikontrol)
2. Negatif  Underestimate (risk value mendekati ‘Null value’ jika tdk dikontrol)
kurang beresiko atau kurang proteksi
3. Cross over  asosiasi berubah arah: negatif positif (sebaliknya)
OR/RR
2
1.7
1.3
1
0.5
0.3
0.1
Null
value
CF controlled
CF not controlled CF not controlled
CF controlled
13
Upaya Mengontrol Confounding
 Pada tahap Design
1. Restriksi (pada experimental & observational study)
membatasi obyek penelitian pada level confounder yang sama
(confounder tidak bervariasi) antara group E – nE dan D – nD
Kelemahan: efek modifikasi tidak dapat dievaluasi, generalizability?
2. Matching (pada experimental & observational study)
Type: a). Full matching, b). partial matching
Method: a). Frequency/marginal matching, b). Individual matching
Problem: Over matching
3. Randomisasi (hanya pada experimental study)
subyek penelitian ditempatkan secara random pada group2 yang
diperbandingkan (E & NE)
 Pada tahap Analisa Data
1. Analisis Stratifikasi
2. Analisis Multivariat 14
Eksistensi Confounding
 Confounding = bias estimasi efek pajanan
terhadap penyakit akibat perbandingan tidak
seimbang antara kelompok terpajan dengan
kelompok tidak terpajan
 Terjadi akibat adanya perbedaan risiko
terjadinya penyakit pada kelompok terpajan
dengan kelompok tidak terpajan
 Risiko terjadinya penyakit berbeda meskipun
pajanan dihilangkan pada kelompok terpajan
15
Syarat Confounding (C)
1. C merupakan faktor risiko D
2. C memiliki asosiasi dengan E
3. C bukan variabel antara
E D
C
16
Contoh Confounding
Intervensi Fe BBLR
St.Gizi Ibu
17
Contoh confounding
Hubungan Intervensi Fe dg BBLR
Intervensi Fe BBLR
Hasil analisis: OR = 0,44
Intervensi Fe berisiko terjadinya BBLR. .Lho…… kok bisa?
Lesson learn:
Jangan percaya pada Analisis bivariat, karena masih kasar… 18
Intervensi Fe Normal BBLR Total
Ya 24 36 60
Tidak 36 24 60
OR = (24 x 24) / (36 x 36) = 0,44
Variables in the Equation
-.811 .373 4.735 1 .030 .444
.405 .264 2.367 1 .124 1.500
Tdk.Intervensi.Fe
Constant
Step
1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe.
a.
Contoh confounding
Intervensi Fe dg BBLR (Dipisah menurut status Gizi)
Hasil analisis:
Tidak mendapat
intervensi Fe
berisiko
terjadinya
BBLR,
baik pd
kelompok gizi
baik maupun
pd gizi kurang.
Kelompok gizi baik
BBLR- BBLR + Jumlah
Fe + 6 2 8
Fe - 34 18 52
Jumlah 40 20 60
OR = (18*6)/(34*2) = 1,58
19
Kelompok gizi kurang
BBLR- BBLR + Jumlah
Fe + 18 34 8
Fe - 2 6 52
Jumlah 20 40 60
OR = (6*18)/(2*34) = 1,58
Contoh confounding
Hasil analisis: OR 4,0  Ibu dengan status gizi
kurang memiliki risiko 4 kali untuk melahirkan BBLR
St.Gizi ibu
BBLR
Variables in the Equation
1.386 .387 12.812 1 .000 4.000
-.693 .274 6.406 1 .011 .500
Gizi
Constant
Step
1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: Gizi.
a.
Hubungan status gizi dengan BBLR
BBLR+ BBLR- Jumlah
Gizi kurang 40 20 60
Gizi baik 20 40 60
Jumlah 60 60 120
OR = (40*40)/(20*20) = 4,00
20
Contoh confounding
Distribusi Fe tidak imbang pd st.gizi baik dan kurang,
menyebabkan crude analisis berbeda dengan adjusted,
perbedaan ini disebut dengan efek konfounding.
Intervensi Fe
St.Gizi Ibu
St.gizi merubah hubungan Fe dg BBLR
OR crude Fe=0.44 (sebelum dikontrol oleh St.Gizi) berubah menjadi OR
adjusted =1.58 (setelah dikontrol oleh St.Gizi)
BBLR
21
Distibusi Fe menurut status gizi
Gizi kurang Gizi baik Jumlah
Fe + 8 52 60
Fe - 52 8 60
Jumlah 60 60 120
Variables in the Equation
.463 .613 .569 1 .450 1.588
1.735 .613 8.006 1 .005 5.667
-1.099 .609 3.253 1 .071 .333
Tdk.Intervensi.Fe
Gizi.kurang
Constant
Step
1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang.
a.
Contoh confounding

Pada contoh diatas, status gizi merupakan confounder
karena st.gizi merubah hubungan Intervensi Fe dg BBLR,
hal ini dapat terjadi karena:
 St.gizi kurang merupakan faktor risiko BBLR
 Distribusi Fe tidak seimbang pada ibu gizi kurang dan ibu gizi
baik, atau sebaliknya St.Gizi tidak imbang antara Fe + dengan
Fe -, Sehingga St. Gizi merubah hubungan Fe dengan BBLR
Intervensi Fe
St.Gizi Ibu
BBLR
Identifikasi Konfounder:
Konfounder exist jika = Delta OR > 10%
22
%
100
*
|
|
_
adjusted
adjusted
crude
OR
OR
OR
OR
Delta


Contoh confounding
 Hasil analisis membuktikan bahwa status gizi
merupakan variabel confounding atau perancu,
dalam hubungan Intervensi Fe dengan BBLR
Intervensi Fe
St.Gizi Ibu
BBLR
Apakah konfounding berlaku juga sebaliknya?
Dalam hubungan Status gizi dengan BBLR,
apakah anemia merupakan konfounding?
 Bisa ya, bisa tidak, silakan di analisis
23
St.Gizi Ibu
Intervensi Fe
BBLR
Interaksi
24
INTERAKSI
Interaksi = Efek modifikasi = Efek modifier
Pengertian:
 Keberagaman/heterogenitas/variasi efek dari suatu faktor
resiko terhadap kemunculan penyakit/outcome, pada level
yang berbeda dari faktor resiko lain
 Suatu situasi dimana 2 atau lebih faktor resiko saling
memodifikasi (besar dan/atau arah) efek nya terhadap
kejadian/outcome yang diteliti (Moyses S. & F. Javier N.,
2000)
 Efek modifikasi menunjukkan seberapa jauh efek faktor resiko
utama terhadap munculnya penyakit/outcome, dimodifikasi
oleh faktor resiko lain (modifier) 25
Apakah efek intervensi Fe berbeda
menurut St.Gizi?
Jika ya, maka Fe berinteraksi dengan
St.Gizi atau St. Gizi merupakan Efek
Modifier?
 Identifikasi Interaksi:
1. Apakah antar strata (sig vs tdk, proteksi vs
faktor risiko, risiko rendah vs tinggi) efek
St.Gizi baik dibanding St.Gizi kurang?
2. Apakah interaksi Fe dg St.Gizi signifikan?
P-value < 0.05?
Ibu Anemia
St.Gizi Ibu
BBLR
26
Hasil analisis:
St.Gizi bukan efek modifier,
tdk berinteraksi dg intervensi Fe
1. Hubungan Fe dg BBLR menurut status Gizi:
Simpulan:
St.Gizi bukan
variabel interaksi
karena Risiko Fe -
terhadap kejadian
BBLR adalah sama
(tidak berbeda)
baik pada kelompok
gizi baik maupun pd
gizi kurang
(OR sama sama
1,58)
27
Kelompok gizi baik
BBLR- BBLR + Jumlah
Fe + 6 2 8
Fe - 34 18 52
Jumlah 40 20 60
OR = (18*6)/(34*2) = 1,58
Kelompok gizi kurang
BBLR- BBLR + Jumlah
Fe + 18 34 8
Fe - 2 6 52
Jumlah 20 40 60
OR = (6*18)/(2*34) = 1,58
2. Signifikansi variabel interaksi anemia dg st.Gizi > 0,05:
Simpulan:
Anemia tidak berinteraksi dengan St.Gizi karena nilai-p
variabel interaksi >0.05 (Sig.=1.000)
Jika tidak ada interaksi, lakukan uji confounding
St.Gizi bukan efek modifier, tidak berinteraksi
dengan Intervensi Fe
28
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 1.735 0.867 4.003 1 0.045 5.67
Tdk.Intervensi.Fe 0.463 0.867 0.285 1 0.594 1.59
Gizi by Intervensi.Fe 0.000 1.226 0.000 1 1.000 1.00
Constant -1.099 0.816 1.810 1 0.178 0.33
Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang * Tdk.Intervensi.Fe .
Simpulan:
OR Intervensi Fe berubah 10% atau lebih, dari 0.44 (OR Crude)
menjadi 1.59 (OR adjusted) setelah dikontrol oleh St.Gizi
St.Gizi merupakan konfounding dalam hubungan
Intervensi Fe dengan kejadian BBLR
29
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Tdk.Intervensi.Fe 0.463 0.613 0.569 1 0.450 1.59
Gizi.kurang 1.735 0.613 8.006 1 0.005 5.67
Constant -1.099 0.609 3.253 1 0.071 0.33
Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang.
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Tdk.Intervensi.Fe -0.811 0.373 4.735 1 0.030 0.44
Constant 0.405 0.264 2.367 1 0.124 1.50
Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe.
St.Gizi
Sosek
BBLR
1. Hubungan St. Gizi dg BBLR menurut Sosek:
Simpulan:
Status Gizi
berinteraksi dengan
Sosek (sosek
memodifikasi efek
dari St.Gizi dengan
BBLR) Risiko St.Gizi
kurang terhadap
kejadian BBLR
adalah berbeda
antara Sosek Tinggi
(OR = 1,05) dg
Sosek Rendah (OR =
8,18)
Interaksi St.Gizi dg Sosek
30
Kelompok Sosek Tinggi:
BBLR - BBLR + Total
Gizi Baik 27 11 38
Gizi Kurang 14 6 20
OR=(27*6/11*14) =1.05
Kelompok Sosek rendah:
BBLR - BBLR + Total
Gizi Baik 13 9 22
Gizi Kurang 6 34 40
OR=(13*34/9*6) = 8.18
Interaksi St.Gizi dg Sosek
2. Signifikansi interaksi St. Gizi dg Sosek < 0,05:
St.Gizi
Sosek
BBLR
Simpulan:
St.Gizi berinteraksi dengan Sosek, karena nilai-p (sig)
variabel interaksi <0.05 (sig=0.018) 31
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05
Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70
Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78
Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41
Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
Jika ada interaksi (efek modifier), maka
harus dilaporkan efek (nilai OR) yang
terpisah untuk masing-masing strata
32
Ada Interaksi?
YA
Tidak
Laporkan OR
masing-masing
strata
Lakukan uji
konfounding
Ada Confounding?
YA
Tidak
Laporkan OR
adjusted
Laporkan OR
crude
Mulai
Interaksi pada Regresi Logistik
 Interaksi atau modifikasi efek (effect modifier)
adalah heterogenitas efek dari satu pajanan
pada tingkat pajanan lain
 Modifikasi efek merupakan konsep yang penting
dalam tahpa analisis: apakah akan melaporkan
efek bersama (yang terkontrol confounder) atau
efek yang terpisah untuk masing-masing strata.
33
Interaksi pada Regresi Logistik
 Pada analisis regresi logistik, jika kita
menemukan adanya interaksi antar variabel
pajanan dengan variabel lainnya, maka nilai
odds rasio harus dilaporkan secara terpisah
menurut strata dari variabel tersebut.
 Nilai rasio odds yang tertera pada variabel
pajanan menjadi tidak berlaku dan nilai odds
rasio untuk masing-masing strata harus dihitung
secara manual.
34
 OR untuk st.gizi menurut sosek adalah:
 e(0,051+2,052*sosek), sehingga:
 Pada sosek=0 (tinggi), OR = e(0,051+2,052*0) = e(0,051)= 1,05
 Pada sosek=1 (rendah), OR = e(0,051+2,052*1) = e(2,103)= 8,18
Pada sosek tinggi tidak ada pengaruh St.gizi pada BBLR,
Pada sosek rendag, st.gizi kurang berisiko 8 kali lebih besar utk BBLR
Logit (BBLR) = a + b1Gizi + b2Sosek+ b3Gizi*sosek
Maka OR untuk st.gizi adalah:
Pada sosek=0 (tinggi), OR = e(b1 + b3*0) = eb1
Pada sosek=1 (rendah), OR = e(b1 + b3*1) = eb1+b3
Perhitungan OR interaksi
35
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05
Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70
Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78
Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41
Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
 OR untuk Sosek menurut sosek adalah:
 e(0,051+2,052*sosek), sehingga:
 Pada gizi=0 (baik), OR = e(0,53+2,052*0) = e(0,53)= 1,7
 Pada gizi=1 (kurang), OR = e(0,53+2,052*1) = e(2,103)= 13, 2
Pada gizi baik, Risiko sosek rendah untuk BBLR 1,7 kali,
Pada gizi kurang, Risiko sosek rendah untuk BBLR 13 kali
Logit (BBLR) = a + b1Gizi + b2Sosek+ b3Gizi*sosek
Maka OR untuk Sosek adalah:
Pada gizi =0 (baik), OR = e(b2 + b3*0) = eb2
Pada gizi=1 (kurang), OR = e(b2 + b3*1) = eb2+b3
Perhitungan OR interaksi
36
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05
Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70
Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78
Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41
Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
 Pengujian Interaksi Pada Regresi Logistik
Ganda
 Interaksi harus diuji terlebih dahulu (pada MODEL
Faktor risiko)
 Interaksi diuji terakhir (pada MODEL prediksi atau
determinan)
 Adanya Interaksi antar 2 variabel independen
ditunjukan dengan nilai Sig. < 0.05
 Jika ada interaksi, variabel interaksi harus masuk
dalam model dan laporkan OR menurut kelompok
(strata) dari var interaksi
37
Pengujian Interaksi
 Pengujian Confounding Pada Regresi
Logistik Ganda
 Adanya Konfounder dideteksi dg melihat perubahan
nilai Exp(B) atau OR sebesar > 10%
Absolut ( OR Crude – OR Adjusted ) * 100%  >10%  konfounder
OR Adjusted
Perubahan OR diidentifikasi dari:
 Variabel independent utama saja (dan interaksinya, jika ada
interaksi) dalam pemodelan faktor resiko, atau
 Semua variabel independen lain, dalam pemodelan prediksi
 Jika ada confounder, maka variabel konfounder harus
masuk ke dalam model
38
Pengujian Confounding
39
Bivariat (Crude Analysis)
Normal BBLR
n % n % OR p-value
Status Gizi
Baik 40 66.7 20 33.3
Kurang 20 33.3 40 66.7 4,00 0,000
Sosek
Tinggi 41 68.3 17 28.3
Rendah 19 31.7 43 71.7 5,46 0,000
Intervensi Fe
Ya 24 40.0 36 60.0
Tidak 36 60.0 24 40.0 0,44 0,022
Tugas:
Tulis interpretasinya masing-masing
variabel, apa arti OR crude?
40
Multivariat (Adjusted) tanpa Interaksi
Tugas:
1.Tulis interpretasi masing-masing variabel
2.Bandingkan OR crude dg adjusted
3.Apakah ada konfounding?
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 2.38 0.64 13.83 1 0.000 10.79
Sosek.rendah 2.28 0.52 19.16 1 0.000 9.80
Tdk.Intervensi.Fe 2.10 0.73 8.34 1 0.004 8.18
Constant -3.43 0.82 17.58 1 0.000 0.03
Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Tdk.Intervensi.Fe.
41
Model Interaksi St.Gizi dg Sosek, setelah
dikontrol oleh intervensi Fe
TUGAS:
1. Apakah ada interaksi?
2. Hitung OR masing-masing strata
3. Tulis interpretasi hasil ..
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Gizi.kurang 1.29 0.75 2.98 1 0.084 3.65
Sosek.rendah 1.25 0.63 3.95 1 0.047 3.49
Tdk.Intervensi.Fe 2.58 0.88 8.50 1 0.004 13.14
Gizi by Sosek 2.66 1.03 6.65 1 0.010 14.36
42
Menghitung OR interaksi
dg STATA
43
Menghitung OR interaksi & 95% CI pd
SPSS dilakukan secara manual
44
1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek
logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah
2a. lincom untuk menghitung OR St.Gizi pada sosek rendah (pembanding gizi baik)
lincom 1.gizi_kurang + 1.gizi_kurang#1.sosek_rendah
2b. lincom untuk menghitung OR Sosek pd Gizi kurang (pembanding sosek baik)
lincom 1.sosek_rendah + 1.sosek_rendah#1.gizi_kurang
1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek, sbb:
Menghitung OR interaksi & 95% CI pd
STATA command (syntax)
1.Buat Model Interaksi antara Smoke dg Race
logistic low race##smoke
2a.Lincom utk OR smoke (pembanding tdk merokok)
Lincome 1.smoke + 1.smoke#1.race *OR smoke pd ras putih
Lincome 1.smoke + 1.smoke#2.race *OR smoke pd ras hitam
Lincome 1.smoke + 1.smoke#3.race *OR smoke pd ras lain
2b.Lincom utk OR race (pembanding ras putih)
Lincome 2.race + 2.race#0.smoke *OR ras hitam pd non-smoker
Lincome 3.race + 3.race#0.smoke *OR ras lainnya pd non-smoker
Lincome 2.race + 2.race#1.smoke *OR ras hitam pd smoker
Lincome 3.race + 3.race#1.smoke *OR ras lainnya pd smoker
45
logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah
Logistic regression Number of obs = 120
LR chi2(3) = 32.61
Prob > chi2 = 0.0000
Log likelihood = -66.873051 Pseudo R2 = 0.1960
bblr Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
1.gizi_kurang 1.05 0.64 0.08 0.933 0.32 3.44
1.sosek_rendah 1.70 0.96 0.94 0.346 0.56 5.11
gizi_kurang#sosek_rendah 7.78 6.74 2.37 0.018 1.42 42.49
1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek, sbb:
OR INTERAKSI:
1. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk terjadinya BBLR,
pada Sosek Tinggi (Sosek=0) adalah 1.05 (sesuai output)
2. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR, pada Sosek
Rendah (Sosek=1) harus dihitung ulang dg perintah lincom
46
lincom 1.gizi_kurang + 1.gizi_kurang#1.sosek_rendah
( 1) [bblr]1.gizi_kurang + [bblr]1.gizi_kurang#1.sosek_rendah = 0
2. lincom untuk menghitung OR St.Gizi pada sosek rendah:
OR INTERAKSI:
1. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR,
pada Sosek Tinggi (Sosek=0) adalah 1.05 (output sebelumnya)
2. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR,
pada Sosek Rendah (Sosek=1) adalah = 8.19 (CI: 2.43 – 27.58)
bblr Odds Ratio Std. Err. z P>z [95% Conf. Interval]
(1) 8.19 5.07 3.39 0.001 2.43 27.58
47
logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah
Logistic regression Number of obs = 120
LR chi2(3) = 32.61
Prob > chi2 = 0.0000
Log likelihood = -66.873051 Pseudo R2 = 0.1960
bblr Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
1.gizi_kurang 1.05 0.64 0.08 0.933 0.32 3.44
1.sosek_rendah 1.70 0.96 0.94 0.346 0.56 5.11
gizi_kurang#sosek_rendah 7.78 6.74 2.37 0.018 1.42 42.49
1.Buat Model Interaksi antara Sosek dg St.Gizi, sbb:
OR INTERAKSI:
1. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR,
pada Gizi_baik (St.Gizi=0) adalah 1.70 (sesuai output)
2. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR,
pada Gizi_kurang (St.Gizi=1) harus dihitung ulang dg perintah lincom
48
lincom 1.sosek_rendah + 1.sosek_rendah#1.gizi_kurang
( 1) [bblr]1.sosek_rendah + [bblr]1.gizi_kurang#1.sosek_rendah = 0
2. lincom untuk menghitung OR Sosek pd Gizi kurang:
OR INTERAKSI:
1. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR,
pada Gizi_baik (St.Gizi=0) adalah 1.70 (output sebelumnya)
2. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR,
pada Gizi_kurang (St.Gizi=1) adalah = 13.22 (CI: 3.63 – 48.10)
bblr Odds Ratio Std. Err. z P>z [95% Conf. Interval]
(1) 13.22 8.71 3.92 0.000 3.63 48.10
49
Menghitung OR interaksi
lebih 2 kategori
Ras: 1. Putih, 2.Hitam,
3.Lainnya
BBLR
Rokok
Ras: 1. Putih, 2.Hitam,
3.Lainnya BBLR
Rokok
Model-1 Model-2
50
logistic low race##smoke
Logistic regression Number of obs = 189
LR chi2(5) = 17.85
Prob > chi2 = 0.0031
Log likelihood = -108.40889 Pseudo R2 = 0.0761
1.Buat Model Interaksi antara Smoke dg Race, sbb:
2.Lincom utk OR smoke
Lincome 1.smoke + 1.smoke#1.race *OR smoke pd ras putih
Lincome 1.smoke + 1.smoke#2.race *OR smoke pd ras hitam
Lincome 1.smoke + 1.smoke#3.race *OR smoke pd ras lain
*OR smoke
pd ras
putih
51
3. OR smoke: a. pd ras putih = 5.75
b. pd ras hitam = 3.3
c. pd ras lain = 1.25
52
logistic low race##smoke
1.Buat Model Interaksi antara Race dg Smoke, sbb:
2.Lincom utk OR race (pembanding ras putih)
Lincome 2.race + 2.race#0.smoke *OR ras hitam pd non-smoker
Lincome 3.race + 3.race#0.smoke *OR ras lainnya pd non-smoker
Lincome 2.race + 2.race#1.smoke *OR ras hitam pd smoker
Lincome 3.race + 3.race#1.smoke *OR ras lainnya pd smoker
53
Nilai OR HASIL ANALISIS STATA
54
Nilai OR HASIL ANALISIS SPSS & MsExcel
55
Terima Kasih….
Jika ada pertanyaan silakan
email ke:
besral@yahoo.com
Atau sms ke:
0858 8098 4413

Weitere ähnliche Inhalte

Kürzlich hochgeladen

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

Empfohlen

How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...DevGAMM Conference
 
Barbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationBarbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationErica Santiago
 
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them wellGood Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them wellSaba Software
 
Introduction to C Programming Language
Introduction to C Programming LanguageIntroduction to C Programming Language
Introduction to C Programming LanguageSimplilearn
 

Empfohlen (20)

How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
 
Barbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy PresentationBarbie - Brand Strategy Presentation
Barbie - Brand Strategy Presentation
 
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them wellGood Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
 
Introduction to C Programming Language
Introduction to C Programming LanguageIntroduction to C Programming Language
Introduction to C Programming Language
 

JUDUL

  • 1. Multivariat analisis (Konfounding & Interaksi) BESRAL: Departemen Biostatistika FKM UI, 2013 1
  • 2. Uji Statistik Bivariat Univariat  Deskripsi satu variabel (mean atau proporsi) Uji Bivariat  Deskripsi uji hubungan antara 2 variabel  Jenis uji sangat tergantung pada jenis data/variabel: 1.Uji Chi-square (uji beda proporsi) atau Reg. logistik sederhana 2.Uji-T dan 3.Uji-Anova (uji beda mean), 4.Uji korelasi atau Regresi linier sederhana Var Dependen Independen Kategorik Numerik Kategorik 1.Chi-square/ Regresi logistik sederhana 2.t-test-paired (sebelum-sesudah) 2.t-test-independen (jika 2 kategori) 3.Anova (jika >2 kategori) Numerik t-test (jika 2 kategori) Anova (>2 kategori) 4.Korelasi / Regresi Linier sederhana 2
  • 3. Uji Statistik Bivariat:  Uji statistik bivariat hanya akurat bila subjek yang ingin dibandingkan adalah homogen, yaitu pada studi eksperimen di laboratorium, dimana variabel perancu tidak ada lagi.  Misalnya: subjek adalah tikus satu-ibu satu- bapak. Subjek sudah homogen. Yang berbeda hanyalah: satu kelompok dapat perlakuan (intervensi), yang satu lagi tidak dapat perlakukan (kontrol) 3
  • 4. Uji Statistik Multivariat:  Pada penelitian survei di masyarakat, tidak mungkin subjeknya homogen (umurnya sama, pendidikan sama, pengetahuan sama, pekerjaan sama, sosek sama, jumlah anak sama, status gizi sama, penyakitnya sama), yang berbeda hanyalah variabel yang ingin kita uji (misalnya ANEMIA dan TIDAK Anemia), untuk mengetahui efeknya terhadap BBLR.  Karena tidak homogen, maka kita harus mengontrol (pada saat analisis data) semua variabel yang berpengaruh melalui analisis multivariat 4
  • 5. Contoh Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan Intervensi Fe, status gizi, dan sosial ekonomi dengan kejadian BBLR 5 Intervensi Fe BBLR St.Gizi Ibu Sosek
  • 6. Hasil Uji Bivariat Ibu dengan st.gizi kurang memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibanding itu st.gizi baik Ibu dengan sosek rendah memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibanding itu sosek tinggi 6 Normal BBLR n % n % OR p-value Status Gizi Baik 40 66.7 20 33.3 Kurang 20 33.3 40 66.7 4,00 0,000 Sosek Tinggi 41 68.3 17 28.3 Rendah 19 31.7 43 71.7 5,46 0,000
  • 7. Hasil Uji Bivariat Hasil uji Bivariat, tidak logis dan tidak bisa dipercaya….???: Intervensi pemberian Fe malah meningkatkan risiko BBLR. Risiko BBLR pada ibu yang tidak mendapat intervensi Fe 0,4 kali lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang mendapat intervensi Fe (tdk masuk akal). 7 Normal BBLR n % n % OR p-value Intervensi Fe Ya 24 40.0 36 60.0 Tidak 36 60.0 24 40.0 0,44 0,022
  • 8. Hasil Uji Multivariat 8 Intervensi Fe BBLR St.Gizi Ibu Sosek Simpulan Hasil uji Multivariat: Tidak intervensi Fe, Gizi kurang, dan Sosek rendah merupakan faktor risiko BBLR. Risiko BBLR pada yang tidak mendapat Fe sebesar 8 kali lebih tinggi, pada yang kurang gizi 10,7 kali lebih tinggi, dan pada sosek rendah 9,8 kali lebih tinggi (OR sudah dikontrol oleh variabel confounding) Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Tdk.Intervensi.Fe 2.102 0.728 8.340 1 0.004 8.18 Gizi.kurang 2.379 0.640 13.835 1 0.000 10.79 Sosek.rendah 2.282 0.521 19.157 1 0.000 9.80
  • 9. Perbandingan hasil uji Bivariat vs Uji Multivariat 9 Intervensi Fe BBLR St.Gizi Ibu Sosek (OR pd multivariat sudah dikontrol oleh pengaruh confounding) (Catatan: pada tahap ini uji interaksi belum dilakukan) Normal BBLR Bivariat Multivariat Intervensi Fe n % n % OR Sig OR Sig Ya 24 40.0 36 60.0 Tidak 36 60.0 24 40.0 0.44 0.022 8.18 0.000 St.Gizi Baik 40 66.7 20 33.3 Kurang 20 33.3 40 66.7 4.00 0.000 10.79 0.000 Sosek Tinggi 41 70.7 17 29.3 Rendah 19 30.6 43 69.4 5.46 0.000 9.79 0.000
  • 11. CONFOUNDING Dari bahasa latin cunfundere (to mix together) Pengertian:  Suatu distorsi (gangguan) dalam menaksir pengaruh paparan terhadap kejadian penyakit/outcome sebagai akibat tercampurnya pengaruh sebuah atau beberapa variabel luar.  Suatu kondisi bias dalam mengestimasi efek paparan terhadap kejadian penyakit/masalah kesehatan, akibat perbandingan yang tidak seimbang antara kelompok exposed dan non exposed.  Suatu situasi ditemukannya hubungan non-causal antara exposure/paparan dan outcome yang diteliti akibat adanya pengaruh variabel ketiga (Moyses S. & F. Javier N., 2000)  Variabel luar (ketiga) = confounder 11
  • 12. Karakteristik Confounder 1. Berhubungan dengan paparan/faktor resiko yang diteliti (causally atau non-causally associated) 2. Berhubungan dengan penyakit/outcome (causally associated) 3. Bukan merupakan konsekuensi dari paparan (tidak terletak diantara E & D / bukan variabel antara) Exposure Disease Confounder 12
  • 13. Arah Confounding 1. Positif  Overestimate (risk value menjauhi ‘Null value’ jika tidak dikontrol) 2. Negatif  Underestimate (risk value mendekati ‘Null value’ jika tdk dikontrol) kurang beresiko atau kurang proteksi 3. Cross over  asosiasi berubah arah: negatif positif (sebaliknya) OR/RR 2 1.7 1.3 1 0.5 0.3 0.1 Null value CF controlled CF not controlled CF not controlled CF controlled 13
  • 14. Upaya Mengontrol Confounding  Pada tahap Design 1. Restriksi (pada experimental & observational study) membatasi obyek penelitian pada level confounder yang sama (confounder tidak bervariasi) antara group E – nE dan D – nD Kelemahan: efek modifikasi tidak dapat dievaluasi, generalizability? 2. Matching (pada experimental & observational study) Type: a). Full matching, b). partial matching Method: a). Frequency/marginal matching, b). Individual matching Problem: Over matching 3. Randomisasi (hanya pada experimental study) subyek penelitian ditempatkan secara random pada group2 yang diperbandingkan (E & NE)  Pada tahap Analisa Data 1. Analisis Stratifikasi 2. Analisis Multivariat 14
  • 15. Eksistensi Confounding  Confounding = bias estimasi efek pajanan terhadap penyakit akibat perbandingan tidak seimbang antara kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan  Terjadi akibat adanya perbedaan risiko terjadinya penyakit pada kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan  Risiko terjadinya penyakit berbeda meskipun pajanan dihilangkan pada kelompok terpajan 15
  • 16. Syarat Confounding (C) 1. C merupakan faktor risiko D 2. C memiliki asosiasi dengan E 3. C bukan variabel antara E D C 16
  • 17. Contoh Confounding Intervensi Fe BBLR St.Gizi Ibu 17
  • 18. Contoh confounding Hubungan Intervensi Fe dg BBLR Intervensi Fe BBLR Hasil analisis: OR = 0,44 Intervensi Fe berisiko terjadinya BBLR. .Lho…… kok bisa? Lesson learn: Jangan percaya pada Analisis bivariat, karena masih kasar… 18 Intervensi Fe Normal BBLR Total Ya 24 36 60 Tidak 36 24 60 OR = (24 x 24) / (36 x 36) = 0,44 Variables in the Equation -.811 .373 4.735 1 .030 .444 .405 .264 2.367 1 .124 1.500 Tdk.Intervensi.Fe Constant Step 1 a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe. a.
  • 19. Contoh confounding Intervensi Fe dg BBLR (Dipisah menurut status Gizi) Hasil analisis: Tidak mendapat intervensi Fe berisiko terjadinya BBLR, baik pd kelompok gizi baik maupun pd gizi kurang. Kelompok gizi baik BBLR- BBLR + Jumlah Fe + 6 2 8 Fe - 34 18 52 Jumlah 40 20 60 OR = (18*6)/(34*2) = 1,58 19 Kelompok gizi kurang BBLR- BBLR + Jumlah Fe + 18 34 8 Fe - 2 6 52 Jumlah 20 40 60 OR = (6*18)/(2*34) = 1,58
  • 20. Contoh confounding Hasil analisis: OR 4,0  Ibu dengan status gizi kurang memiliki risiko 4 kali untuk melahirkan BBLR St.Gizi ibu BBLR Variables in the Equation 1.386 .387 12.812 1 .000 4.000 -.693 .274 6.406 1 .011 .500 Gizi Constant Step 1 a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Variable(s) entered on step 1: Gizi. a. Hubungan status gizi dengan BBLR BBLR+ BBLR- Jumlah Gizi kurang 40 20 60 Gizi baik 20 40 60 Jumlah 60 60 120 OR = (40*40)/(20*20) = 4,00 20
  • 21. Contoh confounding Distribusi Fe tidak imbang pd st.gizi baik dan kurang, menyebabkan crude analisis berbeda dengan adjusted, perbedaan ini disebut dengan efek konfounding. Intervensi Fe St.Gizi Ibu St.gizi merubah hubungan Fe dg BBLR OR crude Fe=0.44 (sebelum dikontrol oleh St.Gizi) berubah menjadi OR adjusted =1.58 (setelah dikontrol oleh St.Gizi) BBLR 21 Distibusi Fe menurut status gizi Gizi kurang Gizi baik Jumlah Fe + 8 52 60 Fe - 52 8 60 Jumlah 60 60 120 Variables in the Equation .463 .613 .569 1 .450 1.588 1.735 .613 8.006 1 .005 5.667 -1.099 .609 3.253 1 .071 .333 Tdk.Intervensi.Fe Gizi.kurang Constant Step 1 a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang. a.
  • 22. Contoh confounding  Pada contoh diatas, status gizi merupakan confounder karena st.gizi merubah hubungan Intervensi Fe dg BBLR, hal ini dapat terjadi karena:  St.gizi kurang merupakan faktor risiko BBLR  Distribusi Fe tidak seimbang pada ibu gizi kurang dan ibu gizi baik, atau sebaliknya St.Gizi tidak imbang antara Fe + dengan Fe -, Sehingga St. Gizi merubah hubungan Fe dengan BBLR Intervensi Fe St.Gizi Ibu BBLR Identifikasi Konfounder: Konfounder exist jika = Delta OR > 10% 22 % 100 * | | _ adjusted adjusted crude OR OR OR OR Delta  
  • 23. Contoh confounding  Hasil analisis membuktikan bahwa status gizi merupakan variabel confounding atau perancu, dalam hubungan Intervensi Fe dengan BBLR Intervensi Fe St.Gizi Ibu BBLR Apakah konfounding berlaku juga sebaliknya? Dalam hubungan Status gizi dengan BBLR, apakah anemia merupakan konfounding?  Bisa ya, bisa tidak, silakan di analisis 23 St.Gizi Ibu Intervensi Fe BBLR
  • 25. INTERAKSI Interaksi = Efek modifikasi = Efek modifier Pengertian:  Keberagaman/heterogenitas/variasi efek dari suatu faktor resiko terhadap kemunculan penyakit/outcome, pada level yang berbeda dari faktor resiko lain  Suatu situasi dimana 2 atau lebih faktor resiko saling memodifikasi (besar dan/atau arah) efek nya terhadap kejadian/outcome yang diteliti (Moyses S. & F. Javier N., 2000)  Efek modifikasi menunjukkan seberapa jauh efek faktor resiko utama terhadap munculnya penyakit/outcome, dimodifikasi oleh faktor resiko lain (modifier) 25
  • 26. Apakah efek intervensi Fe berbeda menurut St.Gizi? Jika ya, maka Fe berinteraksi dengan St.Gizi atau St. Gizi merupakan Efek Modifier?  Identifikasi Interaksi: 1. Apakah antar strata (sig vs tdk, proteksi vs faktor risiko, risiko rendah vs tinggi) efek St.Gizi baik dibanding St.Gizi kurang? 2. Apakah interaksi Fe dg St.Gizi signifikan? P-value < 0.05? Ibu Anemia St.Gizi Ibu BBLR 26
  • 27. Hasil analisis: St.Gizi bukan efek modifier, tdk berinteraksi dg intervensi Fe 1. Hubungan Fe dg BBLR menurut status Gizi: Simpulan: St.Gizi bukan variabel interaksi karena Risiko Fe - terhadap kejadian BBLR adalah sama (tidak berbeda) baik pada kelompok gizi baik maupun pd gizi kurang (OR sama sama 1,58) 27 Kelompok gizi baik BBLR- BBLR + Jumlah Fe + 6 2 8 Fe - 34 18 52 Jumlah 40 20 60 OR = (18*6)/(34*2) = 1,58 Kelompok gizi kurang BBLR- BBLR + Jumlah Fe + 18 34 8 Fe - 2 6 52 Jumlah 20 40 60 OR = (6*18)/(2*34) = 1,58
  • 28. 2. Signifikansi variabel interaksi anemia dg st.Gizi > 0,05: Simpulan: Anemia tidak berinteraksi dengan St.Gizi karena nilai-p variabel interaksi >0.05 (Sig.=1.000) Jika tidak ada interaksi, lakukan uji confounding St.Gizi bukan efek modifier, tidak berinteraksi dengan Intervensi Fe 28 B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 1.735 0.867 4.003 1 0.045 5.67 Tdk.Intervensi.Fe 0.463 0.867 0.285 1 0.594 1.59 Gizi by Intervensi.Fe 0.000 1.226 0.000 1 1.000 1.00 Constant -1.099 0.816 1.810 1 0.178 0.33 Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang * Tdk.Intervensi.Fe .
  • 29. Simpulan: OR Intervensi Fe berubah 10% atau lebih, dari 0.44 (OR Crude) menjadi 1.59 (OR adjusted) setelah dikontrol oleh St.Gizi St.Gizi merupakan konfounding dalam hubungan Intervensi Fe dengan kejadian BBLR 29 B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Tdk.Intervensi.Fe 0.463 0.613 0.569 1 0.450 1.59 Gizi.kurang 1.735 0.613 8.006 1 0.005 5.67 Constant -1.099 0.609 3.253 1 0.071 0.33 Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe, Gizi.kurang. B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Tdk.Intervensi.Fe -0.811 0.373 4.735 1 0.030 0.44 Constant 0.405 0.264 2.367 1 0.124 1.50 Variable(s) entered on step 1: Tdk.Intervensi.Fe.
  • 30. St.Gizi Sosek BBLR 1. Hubungan St. Gizi dg BBLR menurut Sosek: Simpulan: Status Gizi berinteraksi dengan Sosek (sosek memodifikasi efek dari St.Gizi dengan BBLR) Risiko St.Gizi kurang terhadap kejadian BBLR adalah berbeda antara Sosek Tinggi (OR = 1,05) dg Sosek Rendah (OR = 8,18) Interaksi St.Gizi dg Sosek 30 Kelompok Sosek Tinggi: BBLR - BBLR + Total Gizi Baik 27 11 38 Gizi Kurang 14 6 20 OR=(27*6/11*14) =1.05 Kelompok Sosek rendah: BBLR - BBLR + Total Gizi Baik 13 9 22 Gizi Kurang 6 34 40 OR=(13*34/9*6) = 8.18
  • 31. Interaksi St.Gizi dg Sosek 2. Signifikansi interaksi St. Gizi dg Sosek < 0,05: St.Gizi Sosek BBLR Simpulan: St.Gizi berinteraksi dengan Sosek, karena nilai-p (sig) variabel interaksi <0.05 (sig=0.018) 31 B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05 Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70 Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78 Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41 Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
  • 32. Jika ada interaksi (efek modifier), maka harus dilaporkan efek (nilai OR) yang terpisah untuk masing-masing strata 32 Ada Interaksi? YA Tidak Laporkan OR masing-masing strata Lakukan uji konfounding Ada Confounding? YA Tidak Laporkan OR adjusted Laporkan OR crude Mulai
  • 33. Interaksi pada Regresi Logistik  Interaksi atau modifikasi efek (effect modifier) adalah heterogenitas efek dari satu pajanan pada tingkat pajanan lain  Modifikasi efek merupakan konsep yang penting dalam tahpa analisis: apakah akan melaporkan efek bersama (yang terkontrol confounder) atau efek yang terpisah untuk masing-masing strata. 33
  • 34. Interaksi pada Regresi Logistik  Pada analisis regresi logistik, jika kita menemukan adanya interaksi antar variabel pajanan dengan variabel lainnya, maka nilai odds rasio harus dilaporkan secara terpisah menurut strata dari variabel tersebut.  Nilai rasio odds yang tertera pada variabel pajanan menjadi tidak berlaku dan nilai odds rasio untuk masing-masing strata harus dihitung secara manual. 34
  • 35.  OR untuk st.gizi menurut sosek adalah:  e(0,051+2,052*sosek), sehingga:  Pada sosek=0 (tinggi), OR = e(0,051+2,052*0) = e(0,051)= 1,05  Pada sosek=1 (rendah), OR = e(0,051+2,052*1) = e(2,103)= 8,18 Pada sosek tinggi tidak ada pengaruh St.gizi pada BBLR, Pada sosek rendag, st.gizi kurang berisiko 8 kali lebih besar utk BBLR Logit (BBLR) = a + b1Gizi + b2Sosek+ b3Gizi*sosek Maka OR untuk st.gizi adalah: Pada sosek=0 (tinggi), OR = e(b1 + b3*0) = eb1 Pada sosek=1 (rendah), OR = e(b1 + b3*1) = eb1+b3 Perhitungan OR interaksi 35 B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05 Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70 Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78 Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41 Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
  • 36.  OR untuk Sosek menurut sosek adalah:  e(0,051+2,052*sosek), sehingga:  Pada gizi=0 (baik), OR = e(0,53+2,052*0) = e(0,53)= 1,7  Pada gizi=1 (kurang), OR = e(0,53+2,052*1) = e(2,103)= 13, 2 Pada gizi baik, Risiko sosek rendah untuk BBLR 1,7 kali, Pada gizi kurang, Risiko sosek rendah untuk BBLR 13 kali Logit (BBLR) = a + b1Gizi + b2Sosek+ b3Gizi*sosek Maka OR untuk Sosek adalah: Pada gizi =0 (baik), OR = e(b2 + b3*0) = eb2 Pada gizi=1 (kurang), OR = e(b2 + b3*1) = eb2+b3 Perhitungan OR interaksi 36 B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 0.051 0.605 0.007 1 0.933 1.05 Sosek.rendah 0.530 0.562 0.890 1 0.346 1.70 Gizi by Sosek 2.052 0.866 5.611 1 0.018 7.78 Constant -0.898 0.358 6.302 1 0.012 0.41 Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Gizi.kurang * Sosek.rendah .
  • 37.  Pengujian Interaksi Pada Regresi Logistik Ganda  Interaksi harus diuji terlebih dahulu (pada MODEL Faktor risiko)  Interaksi diuji terakhir (pada MODEL prediksi atau determinan)  Adanya Interaksi antar 2 variabel independen ditunjukan dengan nilai Sig. < 0.05  Jika ada interaksi, variabel interaksi harus masuk dalam model dan laporkan OR menurut kelompok (strata) dari var interaksi 37 Pengujian Interaksi
  • 38.  Pengujian Confounding Pada Regresi Logistik Ganda  Adanya Konfounder dideteksi dg melihat perubahan nilai Exp(B) atau OR sebesar > 10% Absolut ( OR Crude – OR Adjusted ) * 100%  >10%  konfounder OR Adjusted Perubahan OR diidentifikasi dari:  Variabel independent utama saja (dan interaksinya, jika ada interaksi) dalam pemodelan faktor resiko, atau  Semua variabel independen lain, dalam pemodelan prediksi  Jika ada confounder, maka variabel konfounder harus masuk ke dalam model 38 Pengujian Confounding
  • 39. 39 Bivariat (Crude Analysis) Normal BBLR n % n % OR p-value Status Gizi Baik 40 66.7 20 33.3 Kurang 20 33.3 40 66.7 4,00 0,000 Sosek Tinggi 41 68.3 17 28.3 Rendah 19 31.7 43 71.7 5,46 0,000 Intervensi Fe Ya 24 40.0 36 60.0 Tidak 36 60.0 24 40.0 0,44 0,022 Tugas: Tulis interpretasinya masing-masing variabel, apa arti OR crude?
  • 40. 40 Multivariat (Adjusted) tanpa Interaksi Tugas: 1.Tulis interpretasi masing-masing variabel 2.Bandingkan OR crude dg adjusted 3.Apakah ada konfounding? B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 2.38 0.64 13.83 1 0.000 10.79 Sosek.rendah 2.28 0.52 19.16 1 0.000 9.80 Tdk.Intervensi.Fe 2.10 0.73 8.34 1 0.004 8.18 Constant -3.43 0.82 17.58 1 0.000 0.03 Variable(s) entered on step 1: Gizi.kurang, Sosek.rendah, Tdk.Intervensi.Fe.
  • 41. 41 Model Interaksi St.Gizi dg Sosek, setelah dikontrol oleh intervensi Fe TUGAS: 1. Apakah ada interaksi? 2. Hitung OR masing-masing strata 3. Tulis interpretasi hasil .. B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Gizi.kurang 1.29 0.75 2.98 1 0.084 3.65 Sosek.rendah 1.25 0.63 3.95 1 0.047 3.49 Tdk.Intervensi.Fe 2.58 0.88 8.50 1 0.004 13.14 Gizi by Sosek 2.66 1.03 6.65 1 0.010 14.36
  • 43. 43 Menghitung OR interaksi & 95% CI pd SPSS dilakukan secara manual
  • 44. 44 1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah 2a. lincom untuk menghitung OR St.Gizi pada sosek rendah (pembanding gizi baik) lincom 1.gizi_kurang + 1.gizi_kurang#1.sosek_rendah 2b. lincom untuk menghitung OR Sosek pd Gizi kurang (pembanding sosek baik) lincom 1.sosek_rendah + 1.sosek_rendah#1.gizi_kurang 1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek, sbb: Menghitung OR interaksi & 95% CI pd STATA command (syntax) 1.Buat Model Interaksi antara Smoke dg Race logistic low race##smoke 2a.Lincom utk OR smoke (pembanding tdk merokok) Lincome 1.smoke + 1.smoke#1.race *OR smoke pd ras putih Lincome 1.smoke + 1.smoke#2.race *OR smoke pd ras hitam Lincome 1.smoke + 1.smoke#3.race *OR smoke pd ras lain 2b.Lincom utk OR race (pembanding ras putih) Lincome 2.race + 2.race#0.smoke *OR ras hitam pd non-smoker Lincome 3.race + 3.race#0.smoke *OR ras lainnya pd non-smoker Lincome 2.race + 2.race#1.smoke *OR ras hitam pd smoker Lincome 3.race + 3.race#1.smoke *OR ras lainnya pd smoker
  • 45. 45 logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah Logistic regression Number of obs = 120 LR chi2(3) = 32.61 Prob > chi2 = 0.0000 Log likelihood = -66.873051 Pseudo R2 = 0.1960 bblr Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] 1.gizi_kurang 1.05 0.64 0.08 0.933 0.32 3.44 1.sosek_rendah 1.70 0.96 0.94 0.346 0.56 5.11 gizi_kurang#sosek_rendah 7.78 6.74 2.37 0.018 1.42 42.49 1.Buat Model Interaksi antara St.Gizi dg Sosek, sbb: OR INTERAKSI: 1. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk terjadinya BBLR, pada Sosek Tinggi (Sosek=0) adalah 1.05 (sesuai output) 2. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR, pada Sosek Rendah (Sosek=1) harus dihitung ulang dg perintah lincom
  • 46. 46 lincom 1.gizi_kurang + 1.gizi_kurang#1.sosek_rendah ( 1) [bblr]1.gizi_kurang + [bblr]1.gizi_kurang#1.sosek_rendah = 0 2. lincom untuk menghitung OR St.Gizi pada sosek rendah: OR INTERAKSI: 1. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR, pada Sosek Tinggi (Sosek=0) adalah 1.05 (output sebelumnya) 2. OR St.Gizi (St.gizi=1 dibanding St.gizi=0) untuk BBLR, pada Sosek Rendah (Sosek=1) adalah = 8.19 (CI: 2.43 – 27.58) bblr Odds Ratio Std. Err. z P>z [95% Conf. Interval] (1) 8.19 5.07 3.39 0.001 2.43 27.58
  • 47. 47 logistic bblr gizi_kurang##sosek_rendah Logistic regression Number of obs = 120 LR chi2(3) = 32.61 Prob > chi2 = 0.0000 Log likelihood = -66.873051 Pseudo R2 = 0.1960 bblr Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] 1.gizi_kurang 1.05 0.64 0.08 0.933 0.32 3.44 1.sosek_rendah 1.70 0.96 0.94 0.346 0.56 5.11 gizi_kurang#sosek_rendah 7.78 6.74 2.37 0.018 1.42 42.49 1.Buat Model Interaksi antara Sosek dg St.Gizi, sbb: OR INTERAKSI: 1. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR, pada Gizi_baik (St.Gizi=0) adalah 1.70 (sesuai output) 2. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR, pada Gizi_kurang (St.Gizi=1) harus dihitung ulang dg perintah lincom
  • 48. 48 lincom 1.sosek_rendah + 1.sosek_rendah#1.gizi_kurang ( 1) [bblr]1.sosek_rendah + [bblr]1.gizi_kurang#1.sosek_rendah = 0 2. lincom untuk menghitung OR Sosek pd Gizi kurang: OR INTERAKSI: 1. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR, pada Gizi_baik (St.Gizi=0) adalah 1.70 (output sebelumnya) 2. OR Sosek (Sosek rendah=1 dibanding sosek tinggi=0) untuk BBLR, pada Gizi_kurang (St.Gizi=1) adalah = 13.22 (CI: 3.63 – 48.10) bblr Odds Ratio Std. Err. z P>z [95% Conf. Interval] (1) 13.22 8.71 3.92 0.000 3.63 48.10
  • 49. 49 Menghitung OR interaksi lebih 2 kategori Ras: 1. Putih, 2.Hitam, 3.Lainnya BBLR Rokok Ras: 1. Putih, 2.Hitam, 3.Lainnya BBLR Rokok Model-1 Model-2
  • 50. 50 logistic low race##smoke Logistic regression Number of obs = 189 LR chi2(5) = 17.85 Prob > chi2 = 0.0031 Log likelihood = -108.40889 Pseudo R2 = 0.0761 1.Buat Model Interaksi antara Smoke dg Race, sbb: 2.Lincom utk OR smoke Lincome 1.smoke + 1.smoke#1.race *OR smoke pd ras putih Lincome 1.smoke + 1.smoke#2.race *OR smoke pd ras hitam Lincome 1.smoke + 1.smoke#3.race *OR smoke pd ras lain *OR smoke pd ras putih
  • 51. 51 3. OR smoke: a. pd ras putih = 5.75 b. pd ras hitam = 3.3 c. pd ras lain = 1.25
  • 52. 52 logistic low race##smoke 1.Buat Model Interaksi antara Race dg Smoke, sbb: 2.Lincom utk OR race (pembanding ras putih) Lincome 2.race + 2.race#0.smoke *OR ras hitam pd non-smoker Lincome 3.race + 3.race#0.smoke *OR ras lainnya pd non-smoker Lincome 2.race + 2.race#1.smoke *OR ras hitam pd smoker Lincome 3.race + 3.race#1.smoke *OR ras lainnya pd smoker
  • 53. 53 Nilai OR HASIL ANALISIS STATA
  • 54. 54 Nilai OR HASIL ANALISIS SPSS & MsExcel
  • 55. 55 Terima Kasih…. Jika ada pertanyaan silakan email ke: besral@yahoo.com Atau sms ke: 0858 8098 4413