1. SUB SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN…
Sub sistem pelayanan kesehatan I:
Definisi
Syarat pokok pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu
Stratifikasi pelayanan kesehatan
Sub sistem pelayanan kesehatan II:
Sistem rujukan
Program menjaga mutu
3. SUB SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Sebelum mempelajari system pelayanan kesehatan lebih
lanjut, terlebih dahulu kita memahami teori tentang system
karena akan memudahkan kita dalam memecahkan persoalan
yang ada dalam system …
Apa Itu Sistem…??
4. Komponen yang ada dalam
sistem..??
input,
proses,
output,
dampak,
umpan balik,
dan lingkungan
6. Pelayanan Kesehatan…
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan
kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
8. MACAM SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan ada bermacam-macam,
namun jika disederhanakan dibagi menjadi :
1. Pelayanan kedokteran.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
9. TINGKAT PELAYANAN
KESEHATAN
Five levels of prevention (Leavel and Clark)
health promotion
Perlindungan khusus (specific protection).
Diagnosa dini dan pengobatan segera/early
diagnosis and prompt treatment.
Pembatasan kecacatan/disability limitation.
Rehabilitasi/rehabilitation.
10. Tingkat Pelayanan Kesehatan…
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary
health services)
Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary
health services)
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health
services)
11.
SYARAT POKOK PELAYANAN
KESEHATAN
Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available)
serta bersifat berkesinambungan (continuous).
12. Dapat diterima dan wajar
dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat
wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut
tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan, kepercayaan masyarakat
13. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah
yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.
Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat
penting
14. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah
mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat.
15. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Merujuk pada:
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
Memuaskan
Tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.
16. Faktor yg mempengaruhi
pelayanan kesehatan…
Tiga faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan menurut asrul azwar (1996).
Pertama, unsur masukan meliputi tenaga medis, dana dan
sarana yang tersedia sesuai kebutuhan.
Kedua, unsure lingkungan meliputi kebijakan, organisasi
dan manajemen.
Ketiga, unsur proses meliputi tindakan medis dan tindakan
non medis sesuai standar profesi yang telah ditetapkan.
17. Masalah Pelayanan
Kesehatan
sebagai akibat perkembangan ilmu dan tekhnologi kedokteran
kelima persyaratan pokok pelay kesehatan sering kali tidak
dipenuhi. Dengan telah berkembangnnya ilmu dan teknologi,
terjadi beberapa perubahan dalam pelayanan kesehatan.
Perubahan yang seperti ini memang mendatangkan banyak
keuntungan seperti misalnya meningkatnya mutu pelayanan
yang dapat dilihat dari makin menurunnya angka kesakitan,
cacat, dan kematian serta meningkatnya umur harapan hidup
rata-rata.
18. Tetapi di sisi lain, perubahan ini ternyata juga mendatangkan
banyak masalah :
fragmented health services, Terkotak-kotaknya
pelayanan kesehatan
19. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan:
Makin renggangnya hubungan dokter dan pasien
Makin mahalnya biaya kesehatan, menyulitkan
masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.
20. Menyadari bahwa pelayanan kesehatan yang berkotak-kotak
bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, maka berbagai pihak
berupaya mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya. Salah satu
dari jalan keluar tersebut ialah memperkenalkan kembali
bentuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
terpadu (comprehensive and integrated health services).
21. Pelayanan Kesehatan Terpadu…
Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu adalah
pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan barbagai
upaya kesehatan yang ada di masyarakat yakni, peningkatan
dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Suatu pelayanan
kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu apabila kelima jenis pelayanan ini
diselenggarakan bersamaan.
pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang
menyeluruh (holistic approach).
22. Jadi tidak hanya memperhatikan keluhan penderita saja,
tetapi juga berbagai latar belakang social ekonomi, social
budaya, psikologis, dan lain sebagainya.
Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila pendekatan
yang dipergunakan memperhatikan berbagai aspek
kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan.
23. Sistem Rujukan
suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan dengan penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu
masalah kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun
horizontal …
24. Tujuan Khusus :
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif
25. Jenis Rujukan
1. Rujukan Medik :
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif
Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten
atau yang lebih ahli untuk pelayanan kesehatan
26. 2. Rujukan Kesehatan
yaitu rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif, promotif, meliputi:
Survei Epidemiologi dan pemberantasan penyakit
Pemberian pangan dalam kelaparan dalam suatau wilayah kerja
Penyidikan sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan
penangan keracunan .
Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan
27. Langka langka dalam peningkatan
pelayanan rujukan
Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam
menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos
kesehatan, posyandu
Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang
tambahan bagi pasien yang gawat darurat
Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan
kesehatan
Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang
memadai baik rujukan medik ataupun rujukan kesehatan
Meningkatkan upaya dana sehat untuk menunjang pelayanan
rujukan
28. ADMINITRASI DAN MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen
Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan
G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian
(controlling).(4)
29. Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis
besar ada 4 (P O A C)
30. Perencanaan…
memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan
upaya pelayanan kesehatan di RS. ..
Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu
perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun
berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi,
perencanaan tenaga professional kesehatan, misalnya ; tenaga
perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara
lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
31. Pengorganisasian…
Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun
semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya
secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama
dengan di organisasi lainnya.
32. Penggerakan pelaksanaan
(Actuating)
manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan,
RS pengunjungnya adalah orang sakit (pasien) dan
keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-
psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota
keluarganya yang sedang dirawat.
33. Aspek yg mempengaruhi actuating
di RS…
Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat
dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu :
sifat pelayanan dan
SDM Rumah sakit
34. Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen
penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan
hasil pelayanan kemungkinan ;
Sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan
meninggal.
Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan
pasen dan keluarganya.
Kompleksnya Pelaksanaan fungsi actuating ini karena tenaga
(SDM) yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
35. Pengawasan dan
pengendalian
Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar
kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan
indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai
hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS
meliputi tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada
pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter maupun tenaga
administratif.
36. Program Menjaga Mutu
(Quality Assurance Program)
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan (Crosby,1984).
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang
berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau
dan menilai pelayanan yang diselenggarakan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta
menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki
mutu pelayanan (Maltos & Keller,1989).
37. Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk
memperkecil kesenjangan antara penampilan yang ditemukan
dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem,
sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh
sistem tersebut (Ruels & Frank,1988).
38. Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang
mencakup identifikasi dan penyelesaian masalah
pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan (The American Hospital
Association, 1988).
39. Program menjaga mutu adalah suatu program
berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematis
dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia
untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan
serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan
(Joint Commission on Acreditation of Hospitals, 1988).
40. Dari Pengertian pokok yang dimaksud paling tidak mencakup 3
rumusan utama:
Kegiatan yang akan dilakukan,
Karakteristik kegiatan yang akan dilakukan,
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut
41. Mampaat
lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan
Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum.
42. Syarat
Bersifat khas.
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat
khas, dalam arti jelas sasaran, tujuan dan tata cara
pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang
bersifat pokok saja. Dengan adanya syarat seperti ini,
maka jelaslah untuk dapat melakukan program menjaga
mutu yang baik perlu disusun dahulu rencana kerja program
menjaga mutu.
43. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk
melaporkan setiap penyimpangan secara tepat, cepat dan
benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program menjaga mutu
yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik
yang baik.
44. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.
Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang
fleksibel dan berorientasi pada masa depan. Program
menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap
terhadap setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu
yang baik.
45. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.
Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus
mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.
Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan
sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak
akan ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang
baik.
46. Mudah dilaksanakan.
Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya,
program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Yang
dilakukan secara langsung, dan dilaksanakan oleh pihak-pihak
yang melaksanakan pelayanan kesehatan .
47. Mudah dimengerti.
Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang
kemudahan pengertiannya. Program menjaga mutu yang
berbelit- belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah
suatu program yang baik.
48. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MUTU
PELAYANAN
Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada
penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang
dikenal dgn istilah output, yaitu hasil akhir kegiatan dari
tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien,
dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik
positif maupun sebaliknya.
baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh
proses (process), masukan (input) dan lingkungan
(environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu
pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur
tersebut. Maka untuk menjamin baiknya mutu pelayanan
kesehatan ketiga unsur ini harus diupayakan sedemikian rupa
agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.
49. BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU
1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality
Assurance)
Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan
sebelum pelayanan kesehatan.
Bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar
masukan dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan
penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping
terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi
kesehatan.
50. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif
sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak
peraturan perundang- undangan, di antaranya :
Standardisasi (Standardization),
Perizinan (Licensure),
Sertifikasi (Certification),
Akreditasi (Accreditation).
51. 2).Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality
assurance)
Adalah Program menjaga mutu yang diselenggarakan
bersamaan dengan pelayanan kesehatan.
Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan
pada standar proses, yakni memantau dan menilai
tindakan medis: keperawatan, kebidanan dan non medis
yang dilakukan.
52. 3). Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality
Assurance)
Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah
pelayanan kesehatan.
53. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada
standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan
pelayanan kesehatan
obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung,
dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa
pandangan pemakai jasa kesehatan.
Contoh program menjaga mutu retrospektif :Record
review, survei klien .
54. METODA YANG DIGUNAKAN PADA PROGRAM MENJAGA
MUTU
Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan
melalui berbagai metoda sesuai kebutuhan.
55. Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap
masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah
dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat
dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan
menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data
baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu
studi khusus.
56. Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang
diberikan, penggunaan sumber daya, laporan
kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada
catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap
dokumennya sendiri apakah informasi memadai
maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan
yang diberikan.
57. Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau
interview secara langsung maupun melalui telepon,
terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei
kepuasan pasien.
Observasi terhadap asuhan/pelayanan pasien, meliputi
observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien
58. PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
59. Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya
yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan
kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang
bersifat sangat luas, menyebabkan upaya untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
tidaklah semudah yang diperkirakan. seperti juga mutu
pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi
sekali.
60. Secara umum dimensi kepuasan tersebut dapat dibedakan atas 2 macam:
1). Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode
etik profesi.
Penilaian terhadap kepuasan:
Hubungan tenaga kesehatan dan pasien
Kenyamanan pelayanan (Amenitis).
61. Kebebasan melakukan pilihan (Choice).
Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientifik
knowledge and technical skill).
Efektifitas pelayanan (Effectives).
Keamanan tindakan (Safety).
62. 2).Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan kesehatan.
ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih
bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian
kepuasan pasien mengenai hal-hal sbb: